Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cerita Handojo Santosa Bawa Japfa Selamat dari Krisis dan Sukses Mendunia

Cerita Handojo Santosa Bawa Japfa Selamat dari Krisis dan Sukses Mendunia Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Produk sosis seperti So Nice dan So Good tentu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Keduanya merupakan produk andalan dari PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Japfa), salah satu perusahaan agribisnis terbesar di tanah air yang juga mendistribusikan produknya ke berbagai negara.

Japfa berakar dari PT Ometraco, konglomerat yang didirikan oleh Ferry Teguh Santosa pada 1959. Dalam rangka diversifikasi usaha, Ometraco mendirikan PT Java Pelletizing Factory (Japfa) pada 18 Januari 1971 di Surabaya, bekerja sama dengan perusahaan Jerman, Internationale Graanhandel Thegrau. Awalnya, perusahaan ini memproduksi pelet kopra dan minyak kelapa.

Pada 1982, Ometraco mengambil alih seluruh saham Thegrau, menjadikan Japfa sepenuhnya berada di bawah kendalinya. Di bawah kepemilikan ini, Japfa mulai memperluas bisnis ke sektor peternakan dan akuakultur, termasuk produksi pakan ternak dan pembibitan ayam.

Ekspansi semakin besar pada tahun 1990, saat Japfa mengakuisisi beberapa perusahaan pakan ternak seperti PT Comfeed Indonesia, PT Ometraco Satwafeed, PT Indopell Raya, dan PT Suri Tani Pemuka. Akuisisi ini memperkuat posisi Japfa di industri agribisnis nasional.

Namun, krisis keuangan Asia 1997 menghantam Ometraco hingga bangkrut. Meski begitu, Japfa tetap bertahan dan terus tumbuh di bawah kepemimpinan Handojo Santosa, putra Ferry Teguh Santosa. Di tangannya, Japfa menjelma menjadi perusahaan agribisnis terintegrasi yang beroperasi di berbagai negara Asia seperti Indonesia, Vietnam, Myanmar, India, dan Bangladesh.

Handojo Santosa lahir di Surabaya tahun 1964. Ia memulai karier di Japfa pada 1986 sebagai Manajer Divisi Minyak Nabati di Tanjung Perak, Surabaya. Kinerjanya yang menonjol membuatnya dipercaya menjadi Wakil Presiden Direktur hanya tiga tahun kemudian, saat usianya baru 25 tahun. Pada 1997, Handojo resmi menjabat sebagai Direktur Utama Japfa.

Di bawah kepemimpinannya, Japfa berkembang pesat menjadi grup agribisnis terintegrasi yang memproduksi pakan ternak, unggas, produk olahan seperti sosis So Nice, nugget So Good, dan susu Real Good. Pada tahun 2008, Handojo diangkat menjadi Direktur Eksekutif Japfa Group, perusahaan induk Japfa yang berbasis di Singapura.

Salah satu pencapaian terbesarnya adalah mencatatkan saham Japfa Ltd di Bursa Efek Singapura pada 2014. Langkah ini menjadikan Japfa Comfeed Indonesia sebagai anak usaha dari perusahaan induknya di Singapura. Pemilihan Singapura juga berkaitan dengan status Handojo sebagai warga negara Siprus yang berdomisili di sana.

Pada 18 April 2019, Handojo dipercaya menjadi Ketua Eksekutif Dewan Japfa Group, bertanggung jawab atas manajemen bisnis dan perumusan kebijakan strategis perusahaan. Di bawah kepemimpinannya, Japfa terus memperluas jangkauan bisnis ke berbagai sektor seperti peternakan ayam dan sapi, akuakultur (budidaya ikan dan udang), serta pengolahan protein hewani lainnya. Produk Japfa kini dipasarkan hingga ke Asia, Amerika, Afrika, dan Eropa.

Baca Juga: Suksesnya Bambang Soedoro Membangun Enesis Group, Produsen Soffell, Kispray, hingga Adem Sari

Baca Juga: Kini Pindah ke Filipina, Ini Kisah Sukses Henry Soesanto Bersama Monde Nissin

Berdasarkan data Forbes, pada tahun 2020 kekayaan bersih Handojo diperkirakan mencapai US$735 juta atau sekitar Rp11 triliun. Ia meninggal dunia pada 25 September 2022 dalam usia 58 tahun. Meskipun telah tiada, warisan bisnisnya tetap hidup melalui Japfa yang terus berkembang di berbagai negara.

Baca Juga: Peran BPDP dalam Mendukung Petani Kelapa Sawit Rakyat

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: