Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Tengah Perang Tarif, China Peringatkan Negara Lain Agar Tak 'Main Dua Kaki'

Di Tengah Perang Tarif, China Peringatkan Negara Lain Agar Tak 'Main Dua Kaki' Kredit Foto: Reuters/Florence Lo
Warta Ekonomi, Jakarta -

China mengeluarkan peringatan keras kepada negara-negara mitra dagangnya agar tidak menyepakati kerja sama ekonomi dengan Amerika Serikat jika hal itu merugikan kepentingan Beijing.

Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya tekanan tarif dari Washington terhadap mitra dagangnya yang tetap menjalin hubungan erat dengan China.

“China akan menentang dengan tegas setiap pihak yang membuat kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan kami, dan akan mengambil tindakan balasan secara tegas dan timbal balik,” kata juru bicara Kementerian Perdagangan China dalam pernyataan resminya, Senin (21/4/2025).

Pernyataan tersebut menanggapi laporan Bloomberg yang menyebutkan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump berencana menekan negara-negara yang meminta pengecualian tarif agar mengurangi perdagangan dengan China. Tekanan itu mencakup kemungkinan sanksi finansial terhadap negara-negara yang tidak patuh.

China menuduh AS telah menyalahgunakan tarif sebagai alat politik untuk memaksa negara lain mengikuti agenda dagangnya. “Amerika Serikat telah menyalahgunakan tarif terhadap semua mitra dagang atas nama ‘kesetaraan’, sambil memaksa pihak lain untuk bernegosiasi soal tarif timbal balik,” ujar Kementerian Perdagangan China.

Dalam situasi ini, China menegaskan tidak akan diam bila negara-negara lain tunduk pada tekanan AS dengan membuat kesepakatan yang berdampak negatif bagi Beijing. China menyatakan siap mengambil langkah tegas untuk melindungi hak dan kepentingannya.

“Faktanya, tidak ada yang ingin dipaksa memilih pihak,” ujar Bo Zhengyuan, mitra di lembaga konsultan kebijakan Plenum yang berbasis di China. Ia menilai negara-negara dengan ketergantungan tinggi terhadap investasi, teknologi, dan konsumsi dari China kemungkinan besar tidak akan mengikuti kehendak Washington.

Presiden Xi Jinping juga memperkuat sinyal politik ini melalui lawatannya ke tiga negara Asia Tenggara pekan lalu. Dalam kunjungannya, ia menyerukan kerja sama regional yang menolak tindakan unilateral, tanpa menyebut nama Amerika Serikat secara eksplisit.

Baca Juga: China Peringatkan Trump Soal Dampak Kebijakan Tarif, Ungkit Soal Great Depression 1930

China mengingatkan bahwa dalam konflik dagang seperti ini, tidak ada pihak yang benar-benar menang. Beijing terus berupaya memperluas kerja sama dagangnya di luar pengaruh AS, dan menyebut langkahnya sebagai “merobohkan tembok” isolasi ekonomi.

Ketegangan ini menempatkan banyak negara, terutama di kawasan Asia Tenggara, dalam posisi dilematis. ASEAN merupakan mitra dagang terbesar China dengan nilai perdagangan mencapai US$234 miliar pada kuartal I 2025, sementara perdagangan ASEAN dengan AS pada 2024 mencapai sekitar US$476,8 miliar.

Baca Juga: Trump Yakin Deal Dagang dengan China akan Terjadi

Beijing menegaskan bahwa negara-negara mitra harus berhati-hati dalam mengambil posisi dalam perang dagang global ini, dan memperingatkan bahwa kerja sama ekonomi yang merugikan China akan menghadapi konsekuensi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: