'Kartini Masa Kini' di Hulu Migas Pertamina: Menembus Batas, Membangun Energi Negeri
Kredit Foto: Istimewa
Dunia hulu migas tak lagi eksklusif bagi kaum pria. Kini, para Kartini masa kini tampil berani, cakap, dan tangguh, mengambil peran strategis dalam membangun ketahanan energi nasional. Mereka hadir bukan sekadar simbol, tetapi sebagai penggerak nyata dalam industri yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Salah satunya adalah Eva Fadlila, Country Manager Pertamina Malaysia Exploration and Production (PMEP), yang telah berkarier sejak awal 2000-an. Baginya, transformasi budaya kerja yang mendukung kesetaraan gender menjadi kunci percepatan kontribusi perempuan di sektor migas.
“Saya yakin semakin banyak perempuan akan membentuk masa depan energi Indonesia dan dunia,” ujarnya dalam sebuah keterangan.
Di balik rig dan platform lepas pantai, Difa Kamila Anjani, Production Well Operator di PHE Offshore North West Java, membuktikan bahwa perempuan bisa berdiri sejajar, bahkan di medan yang paling menantang.
Sebagai satu-satunya operator perempuan di unitnya, Difa percaya bahwa ketangguhan, kecermatan, dan semangat belajar tak mengenal gender.
“Percayalah pada kemampuan diri. Industri ini penuh peluang untuk berkembang dan memberi dampak,” tegasnya.
Hal senada disampaikan Ni Made Truly Pinanti Sastra, Senior Production Engineer PT Pertamina Hulu Mahakam Zona 8. Ia menyoroti pentingnya sistem ketenagakerjaan yang adaptif dan melindungi perempuan agar terus berkarya.
“Motivasi RA Kartini tetap relevan hari ini—semangat membangun identitas diri juga berdampak besar dalam dunia profesional,” katanya.
Semangat RA Kartini menjadi inspirasi lintas generasi. Bagi para perempuan di sektor energi, nilai-nilai perjuangan Kartini untuk kesetaraan dan pendidikan membuka jalan bagi perubahan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
“Dunia migas membutuhkan perspektif perempuan agar lebih adaptif dan berkelanjutan,” tambah Eva.
PT Pertamina Hulu Energi (PHE), sebagai Subholding Upstream Pertamina, terus membuka ruang bagi perempuan untuk tumbuh dan memimpin. Dengan mengedepankan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance), serta komitmen pada SMAP ISO 37001:2016, PHE ingin membangun industri hulu migas yang bersih, berintegritas, dan profesional.
Dalam semangat Kartini, perempuan bukan hanya bagian dari perubahan—mereka adalah penciptanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement