Kredit Foto: Istimewa
PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) membukukan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp2,2 triliun pada kuartal I 2025, tumbuh 3,2 persen secara tahunan (year-on-year). Laba tersebut menghasilkan earnings per sharesebesar Rp71,80.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, menyatakan bahwa capaian tersebut merupakan hasil dari konsistensi strategi prioritas perusahaan yang mengedepankan inovasi digital dan pendekatan berfokus pada nasabah.
“Dalam menghadapi kondisi yang semakin dinamis saat ini, kami tetap berkomitmen untuk memberikan nilai berkelanjutan kepada seluruh stakeholders, termasuk nasabah, pemegang saham, dan masyarakat luas,” kata Lani dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Baca Juga: Spin Off, CIMB Niaga (BNGA) Bakal Resmikan Bank Syariah
Lani menambahkan, total aset konsolidasian CIMB Niaga mencapai Rp371 triliun per 31 Maret 2025. Jumlah tersebut memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.
Pertumbuhan laba disertai dengan kualitas aset yang tetap baik mencerminkan penerapan manajemen risiko yang disiplin. CIMB Niaga menjaga posisi permodalan dan likuiditas dengan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 24,8 persen dan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 89,3 persen.
Jumlah kredit pembiayaan naik 8,7 persen yoy menjadi Rp230,1 triliun, didorong oleh pertumbuhan pada segmen utama. Kredit korporasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 13,7 persen yoy, disusul oleh segmen usaha kecil dan menengah (UKM) sebesar 7,6 persen yoy, dan perbankan konsumer 5,5 persen yoy.
Baca Juga: Bank CIMB Niaga (BNGA) Sebar Dividen Final Rp3,91 Triliun, Cek Jadwalnya di Sini!
Peningkatan pembiayaan ritel terutama berasal dari pertumbuhan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) yang naik signifikan sebesar 27,9 persen yoy.
Peningkatan kredit disertai dengan perbaikan kualitas aset, ditandai dengan penurunan rasio kredit bermasalah (gross non-performing loan) menjadi 1,85 persen dari sebelumnya 2,14 persen pada periode yang sama tahun lalu.
“Kami terus memperkuat fondasi bisnis melalui pertumbuhan dengan prinsip kehati-hatian dan investasi strategis untuk mendukung penciptaan nilai jangka panjang,” tegas Lani.
Sementara itu, total Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat menjadi Rp254,2 triliun, tumbuh lebih dari 2,5 persen yoy. Rasio current account and savings account (CASA) mencapai 67,4 persen, meningkat 7,0 persen dibandingkan tahun lalu, yang ditopang oleh penguatan hubungan dengan nasabah dan pengembangan layanan digital.
“CASA meningkat sebesar 7,0 persen yoy yang didorong oleh hubungan dengan nasabah yang lebih erat sekaligus peningkatan layanan digital,” tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement