- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Laba Naik, TPMA Bagi Dividen Rp280 M dan Berencana Akuisisi Perusahaan
Kredit Foto: TPMA
PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) membukukan kinerja positif sepanjang 2024 meski dibayangi ketidakpastian global akibat inflasi tinggi dan kebijakan suku bunga yang ketat. Perseroan mencatat pendapatan sebesar US$119,1 juta, tumbuh 7% dibandingkan US$111,2 juta pada 2023. Laba bersih juga naik 19% menjadi US$29,3 juta dari sebelumnya US$24,6 juta.
Corporate Secretary TPMA, Rudy Sutiono, mengatakan bahwa pertumbuhan kinerja ini didorong oleh peningkatan volume pengangkutan serta kontribusi dari entitas asosiasi, PT Trans Logistik Perkasa, yang menambah pendapatan usaha sebesar US$3,8 juta.
"Dari laba bersih tahun 2024 sebesar US$29,3 juta, sebesar US$25,21 juta dapat diatribusikan kepada Perseroan," ujarnya.
Baca Juga: CIMB Niaga Bukukan Laba Bersih Rp2,2 triliun di Kuartal I 2025
Sebagai bentuk komitmen kepada pemegang saham, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp80 per lembar saham, atau setara Rp280,59 miliar, yang merepresentasikan sekitar 67,1% dari laba bersih tahun 2024 yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas.
Sepanjang 2024, TPMA juga melakukan langkah ekspansi strategis, termasuk akuisisi 65% saham PT Bahtera Energi Samudra Tuah (BEST) dan pembentukan dua perusahaan baru: PT Trans Ocean Permata (TOP) bersama PT Samudra Investama Maju serta PT Trans Bahtera Pioneer (TBP) bersama PT Resource Alam Indonesia (KKGI). Aksi korporasi ini difokuskan untuk memperluas jaringan logistik dan memperkuat armada di wilayah Kalimantan.
Baca Juga: Laba United Tractors (UNTR) Terpangkas 30% Meski Pendapatan Naik, Ini Penyebabnya
Di sisi belanja modal, TPMA bersama anak usaha dan perusahaan asosiasi merealisasikan capital expenditure (capex) senilai US$96 juta pada 2024 untuk pembelian 21 unit tug boat, 29 unit tongkang, dan 1 unit floating crane. Pada 2025, perusahaan menargetkan pengadaan 30 unit tug boat, 31 unit tongkang, dan 1 unit floating crane dengan capex sebesar US$118 juta.
Rudy menambahkan bahwa sektor batubara masih menjadi penopang utama ekspor nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, volume ekspor batubara mencapai 406 juta ton atau naik 6,86% dari tahun sebelumnya. Realisasi produksi nasional juga meningkat menjadi 835 juta ton dari 770 juta ton pada 2023.
Di tengah ketegangan perdagangan global, khususnya antara Amerika Serikat dan Tiongkok, TPMA tetap optimistis menghadapi potensi perlambatan permintaan energi global dengan mengandalkan strategi ekspansi dan kolaborasi logistik terpadu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement