Harga Emas yang Makin Mahal Jadi Biang Kerok Inflasi April 2025, Jadi Tertinggi Sejak 20 Bulan

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi pada April 2025 mencapai 1,17% secara bulanan (month-to-month/mtm). Lonjakan ini dipicu oleh naiknya harga emas dalam beberapa waktu terakhir.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengungkapkan bahwa emas menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar dengan andil sebesar 0,16 persen. Ia menyebut inflasi pada April ini sebagai yang tertinggi dalam 20 bulan terakhir.
“Merupakan tingkat inflasi tertinggi selama 20 bulan inflasi berturut-turut,” kata Pudji dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (2/5/2025).
Baca Juga: BPS DKI Sebut Tarif Listrik Jadi Salah Satu Pemicu Inflasi di Jakarta
Pudji menjelaskan bahwa inflasi emas dipicu oleh kenaikan harga emas global di tengah kondisi ketidakpastian dunia. “Meningkatnya inflasi emas perhiasan ini terjadi seiring dengan kenaikan harga emas dunia,” imbuhnya.
Data menunjukkan bahwa harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada 22 April 2025 menembus rekor tertinggi sebesar Rp2.039.000 per gram.
Baca Juga: Kepala BPS: Angka Kemiskinan Versi Bank Dunia Harus Dimaknai Secara Bijak
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kenaikan harga emas tahun ini terbilang signifikan. Pada 22 April 2024, harga emas Antam berada di level Rp1.343.000 per gram, setelah sebelumnya dibuka di awal April 2024 pada harga Rp1.254.000 per gram. Harga sempat turun ke Rp1.319.000 per gram pada 26 April 2024.
Dengan demikian, dalam kurun waktu satu tahun, harga emas Antam melonjak sebesar Rp696.000 per gram, atau lebih dari 50 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement