- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Bursa Asia Menguat, China Berikan Lampu Hijau Soal De-eskalasi Perang Dagang
Kredit Foto: Reuters/Tyrone Siu
Bursa Asia menutup pedagangan dalam pekan sebelumnya dengan hasil yang cukup memuasakan di Jumat (2/5). Pasar menyoroti perkembangan baik soal de-eskalasi perang tarif dari China-Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Jumat (2/5), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Indeks China masih tutup menyusul perayaan dari dari May Day:
- Hang Seng (Hong Kong): Naik 1,74% ke 22.504,68.
- CSI 300 (China): Libur karena May Day.
- Shanghai Composite (China): Libur karena May Day.
- Nikkei 225 (Jepang): Naik 1,04% ke 36.830,69.
- Topix (Jepang): Naik 0,31% ke 2.687,78.
- Kospi (Korea Selatan): Naik 0,12% ke 2.559,79.
- Kosdaq (Korea Selatan): Naik 0,64% ke 721,86.
Kementerian Perdagangan China akhirnya mengaku soal kabar beragam manuver negosiasi tarif dari AS. Pihaknya mengatakan bahwa rivalnya tersebut telah berupaya mencari jalan untuk membuka dialog soal kesepakatan dagang dengan Beijing.
“AS baru-baru ini beberapa kali mengambil inisiatif untuk menyampaikan informasi bahwa pihaknya ingin melakukan diskusi dengan China,” kata Kementerian Perdagangan China.
China sendiri terbuka untuk negosiasi namun ingin melihat keseriusan negosiasi dari AS. Pihaknya tak ingin diskusi hanya menjadi kedok untuk melakukan pemaksaan dan pemerasan terhadap Beijing.
Adapun Menteri Keamanan Publik China, Wang Xiaohong baru-baru ini dilaporkan telah menanyakan sejumlah hal terkait apa saja yang diminta dalam tuntutan terkait dengan fentanyl dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Trump diketahui telah lama menyoroti isu fentanyl dari China. Ia menuduh bahwa produsen dan eksportir bahan kimia dari negara tersebut menyediakan sebagian besar prekursor sintetis yang digunakan oleh kartel narkoba dalam memproduksi opioid sintetis seperti fentanyl di AS.
Namun, China menegaskan bahwa mereka memiliki undang-undang narkotika yang ketat dan rekam jejak penindakan yang kuat, sembari menyebut bahwa rivalnya tersebut harus menangani masalah kecanduan narkoba secara tegas dalam negerinya sendiri.
Baca Juga: Lampu Hijau De-eskalasi, China Pertimbangkan Keluhan Trump Demi Muluskan Negosiasi
Adapun China dikabarkan mempertimbangkan untuk mengirim langsung pejabatnya untuk mendapatkan kejelasan terkait apa yang diinginkan oleh Trump. Namun, langkah ini masih bersifat tentatif, karena pihaknya ingin melihat terlebih dahulu tanda-tanda pelunakan sikap agresif dagang dari AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement