Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dolar Kembali Melemah, The Fed Diprediksi Tahan Suku Bunga

Dolar Kembali Melemah, The Fed Diprediksi Tahan Suku Bunga Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) kembali melemah dalam perdagangan di Jumat (2/5). Pasar menyoroti data perekonomian terbaru hingga de-eskalasi perang dagang antara China dan AS.

Dilansir dari Reuters, Senin (5/5), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan dolar terhadap sekeranjang mata uang utama global lainnya tercatat turun hingga ke 99,9.

Baca Juga: Anaknya Trump Soal USD1: Stablecoin Teregulasi hingga Dibekingi Dolar AS

AS baru-baru ini melaporkan bahwa nonfarm payrolls bertambah sebanyak 177.000. Capaian tersebut melebihi ekspektasi pasar dan mempengaruhi ekspektasi terkait dengan suku bunga di Negeri Paman Sam.

Federal Reserve (The Fed) kini diperkirakan tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat dan kemungkinan akan menahannya untuk beberapa pertemuan mendatang, setidaknya hingga musim panas. 

“Laporan pekerjaan hari ini kemungkinan memberi ruang bagi bank sentral untuk bersikap lebih sabar dalam menurunkan suku bunga tahun ini,” ujar Kepala Riset Investasi dan Strategi Glenmede, Jason Pride.

Namun, para ekonom memperingatkan bahwa data perekomian terbaru ini belum sepenuhnya mencerminkan dampak dari tarif perdagangan. Mereka memperkirakan pertumbuhan lapangan kerja akan melambat dalam beberapa bulan ke depan seiring efek lanjutan dari kebijakan tarif mulai terasa.

“The Fed kini mencoba menilai secara real-time mana yang lebih besar: risiko stagnasi atau inflasi. Kesehatan pasar tenaga kerja saat ini bisa menjadi penenang bagi bank sentral bahwa ekonomi belum benar-benar jatuh, sehingga memberi mereka waktu lebih untuk mengevaluasi dampak tarif terhadap inflasi," jelas Pride.

Selain laporan pekerjaan, isu tarif tetap menjadi perhatian utama investor menyusul kabar terbaru dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio. Ia memberikan sinyal adanya pembicaraan soal kesepakatan dagang dengan China.

Baca Juga: Sebut Powell Sangat Kaku, Trump Kembali Desak Suku Bunga Dipangkas The Fed

Sebelumnya, Beijing juga mengisyaratkan kesediaan untuk membuka kembali negosiasi perdagangan. Terbaru, pihaknya  dikabarkan tengah mempertimbangkan langkah-langkah untuk meredakan kekhawatiran soal fentanyl dari AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: