Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong industri asuransi untuk berperan aktif dalam mendukung program pemerintah, termasuk Program Makan Bergizi (MBG).
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, menyatakan bahwa saat ini asosiasi industri asuransi tengah menyusun proposal awal guna mengintegrasikan dukungan terhadap program tersebut.
"Saat ini asosiasi industri dari AAJI maupun AUI sedang menyusun proposal awal bagaimana industri asuransi dapat mendukung program-program pemerintah termasuk program untuk MBG," ujar Ogi, Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Ogi menekankan bahwa OJK terus mendorong penetrasi asuransi melalui peran aktif industri dalam berbagai kebijakan publik. Untuk MBG, asosiasi telah memetakan sejumlah risiko yang mungkin timbul selama pelaksanaan program, mulai dari penyediaan bahan baku, proses pengolahan, distribusi, hingga pada konsumsi akhir oleh masyarakat.
Baca Juga: OJK Yakinkan Sektor Keuangan Tetap Stabil Meski Tensi Perdagangan AS-Tiongkok Meningkat
"Telah diidentifikasi beberapa risiko yang mungkin bisa disupport oleh asuransi, yaitu pertama risiko food poisoning atau keracunan bagi para penerima MBG anak sekolah, balita, ibu hamil menyusui," jelasnya.
Selain itu, risiko kecelakaan kerja juga menjadi perhatian, terutama bagi para pelaksana program seperti Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi.
OJK kini tengah berkoordinasi intensif dengan asosiasi untuk menyusun proposal yang lebih rinci mengenai bentuk perlindungan asuransi dalam program ini.
Baca Juga: Dorong Emiten Berkualitas, OJK Pacu Perusahaan Besar IPO di Bursa
"Nah saat ini kami sedang berkoordinasi dengan asosiasi dan menyampaikan proposal untuk dukungan industri asuransi terhadap program MBG, dan tentunya nanti kita akan membicarakan masalah besarnya pertanggungan atau santunan yang diberikan dan premi yang harus dibayarkan," ujar Ogi.
OJK menegaskan bahwa besaran premi yang akan dikenakan tetap mempertimbangkan jangkauan program yang luas agar tetap terjangkau.
"Tapi kami ingin memastikan bahwa besarnya premi karena ini menyeluruh, mungkin tidak terlalu besar sehingga bisa memenuhi harapan bagi risiko-risiko untuk keracunan makanan ataupun kecelakaan kerja," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement