Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Astra Group Hadapi Kuartal I 2025 dengan Laba Turun, Pendapatan Tipis

Astra Group Hadapi Kuartal I 2025 dengan Laba Turun, Pendapatan Tipis Kredit Foto: Unsplash/Towfiqu barbhuiya
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Astra International Tbk memulai tahun ini dengan tantangan yang nyata. Laba bersih konsolidasian perusahaan turun 6,5 persen menjadi Rp7,63 triliun pada kuartal pertama 2025, dari Rp8,17 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara pendapatan hanya naik tipis, dari Rp89,6 triliun menjadi Rp89,79 triliun.

Penurunan ini merefleksikan tekanan dari sektor-sektor inti seperti alat berat, pertambangan, dan otomotif. Namun kekuatan utama Astra tetap terletak pada keragaman portofolio bisnisnya. Ketika satu sektor melemah, sektor lain tampil menutup celah.

“Penurunan ini mencerminkan kondisi ekonomi yang masih lemah dan anjloknya harga batu bara dari level tertingginya,” ujar Presiden Direktur Astra, Djony Bunarto Tjondro, Jumat (9/5/2025).

"Kami tetap fokus menjaga disiplin operasional dan keuangan Grup. Dengan portofolio yang terdiversifikasi dan neraca yang sehat, Astra berada dalam posisi baik untuk menangkap peluang jangka panjang.”

United Tractors: Pendapatan Tumbuh, Laba Tergerus

Di lini alat berat dan tambang, PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatat kenaikan pendapatan menjadi Rp34,26 triliun pada kuartal I 2025, naik dari Rp32,41 triliun di kuartal I 2024. Sayangnya, laba bersih justru merosot tajam dari Rp4,80 triliun menjadi Rp3,30 triliun, turun lebih dari 31 persen.

Penurunan ini dipicu oleh pelemahan harga batu bara dan curah hujan tinggi yang menghambat kegiatan tambang. Meski penjualan alat berat Komatsu naik dan bisnis emas menunjukkan pertumbuhan, itu belum cukup mengimbangi tekanan di sektor batu bara.

Astra Agro Lestari: CPO Meningkat, Laba Naik Tipis

Di sektor agribisnis, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatat pertumbuhan pendapatan yang signifikan, dari Rp4,80 triliun pada kuartal I 2024 menjadi Rp7,02 triliun di kuartal I 2025. Harga crude palm oil (CPO) naik 22 persen, dan volume penjualan juga meningkat.

Namun di sisi laba, hanya terjadi kenaikan moderat. Laba bersih AALI naik dari Rp240 miliar menjadi Rp285 miliar, atau sekitar 18,8 persen. Margin usaha tetap tipis karena peningkatan biaya operasional dan fluktuasi pasar global.

Astra Otoparts: Konsisten di Tengah Pasar Kendaraan yang Lesu

PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mencatat pertumbuhan yang stabil. Pendapatan meningkat dari Rp4,59 triliun pada kuartal I 2024 menjadi Rp4,89 triliun pada kuartal I 2025. Laba bersih juga naik dari Rp511 miliar menjadi Rp531 miliar.

Kinerja AUTO menjadi cerminan bagaimana lini komponen masih mampu bertahan meski penjualan mobil dan motor nasional turun masing-masing 5 persen dan 3 persen. Pangsa pasar Astra tetap bertahan di 54 persen untuk mobil dan 77 persen untuk motor.

Astra Graphia: Teknologi Jadi Motor Baru

PT Astra Graphia Tbk mencatat lompatan signifikan pada kuartal I 2025. Laba bersih meningkat dari Rp22 miliar menjadi Rp36 miliar, naik lebih dari 63 persen. Kenaikan ini ditopang oleh peningkatan permintaan terhadap solusi teknologi informasi dan efisiensi marjin usaha.

Pertumbuhan ini menempatkan Astra Graphia sebagai salah satu lini usaha dengan momentum pertumbuhan tercepat di bawah payung Astra Group.

Jasa Keuangan: Pilar Stabil di Tengah Tekanan

Segmen jasa keuangan tetap kokoh sebagai penyumbang besar terhadap laba grup. Pada kuartal I 2025, laba dari segmen ini naik menjadi Rp2,14 triliun dari Rp2,08 triliun di periode yang sama tahun lalu.

Anak perusahaan pembiayaan seperti FIF dan ACC tetap konsisten. FIF mencetak laba Rp1,1 triliun, naik dari Rp1,07 triliun. ACC naik menjadi Rp580 miliar dari Rp570 miliar. Kinerja Asuransi Astra juga positif, dengan laba naik dari Rp384 miliar menjadi Rp396 miliar.

Infrastruktur dan Properti: Bertumbuh Konsisten

Di sektor infrastruktur, Astra mencatat kenaikan laba dari Rp169 miliar menjadi Rp260 miliar, tumbuh 54 persen. Peningkatan ini seiring naiknya volume lalu lintas dan tarif jalan tol yang dikelola Astra sepanjang 396 km.

Sementara itu, divisi properti membukukan laba Rp47 miliar, naik tipis dari Rp45 miliar. Proyek Menara Astra masih menjadi penopang utama melalui peningkatan tingkat hunian.

Di tengah fluktuasi kinerja operasional, Astra tetap mencatat posisi keuangan yang solid. Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik induk naik dari Rp213,6 triliun pada akhir 2024 menjadi Rp221,4 triliun per Maret 2025. Kas bersih (di luar sektor jasa keuangan) melonjak menjadi Rp16,1 triliun dari sebelumnya Rp8 triliun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: