Cerita Chung Mong Koo Besarkan Hyundai, dari Bisnis Keluarga hingga Sukses Jadi Raksasa Otomotif Dunia

Di tengah dominasi industri otomotif oleh merek-merek Jepang dan Barat, satu nama dari Korea Selatan berhasil menembus persaingan dan mengukir sejarah: Hyundai.
Di balik kesuksesan luar biasa Hyundai Motor Group, berdiri sosok visioner bernama Chung Mong-Koo, tokoh yang tak hanya membesarkan bisnis keluarga, tapi juga membawa nama Korea Selatan ke panggung industri otomotif global.
Lahir pada 19 Maret 1938 di Provinsi Gangwon, Korea Selatan, Chung Mong-Koo merupakan anak dari Chung Ju-Yung, pendiri Hyundai Group. Latar belakang keluarga yang mapan membuka jalan baginya untuk menempuh pendidikan tinggi di bidang teknik industri di Universitas Hanyang.
Kariernya dimulai pada tahun 1970 di Hyundai Engineering & Construction, bagian dari kerajaan bisnis sang ayah. Dalam waktu tujuh tahun, ia sudah dipercaya mengisi berbagai posisi penting di anak perusahaan Hyundai, seperti Hyundai Pipe dan Hyundai Precision & Industry. Keahliannya dalam manajemen dan strategi membuatnya dilantik menjadi Ketua Hyundai Group pada 1996, menggantikan sang ayah.
Tugas berat menanti Chung Mong-Koo saat Asia dilanda krisis keuangan pada akhir 1990-an. Dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil, Hyundai melakukan berbagai langkah strategis, termasuk mengakuisisi Kia Motors dan LG Semiconductor.
Langkah ini sempat diragukan banyak pihak, tetapi terbukti menjadi batu loncatan penting. Hyundai berhasil menyelamatkan Kia, dan mengintegrasikan teknologi serta riset antara keduanya demi efisiensi dan inovasi.
Tahun 1999 menjadi tonggak penting ketika Hyundai Group mengumumkan restrukturisasi besar-besaran, memangkas dua pertiga unit bisnis. Pada 2003, grup ini dipecah menjadi lima entitas independen, dan Hyundai Motor Group resmi berdiri sebagai entitas tersendiri, dengan Chung Mong-Koo sebagai pucuk pimpinan.
Sebagai Chairman & CEO Hyundai Motor Co. dan Kia Motors Corp. dari tahun 2000 hingga 2020, Chung memimpin transformasi besar-besaran. Ia memperluas jangkauan Hyundai ke pasar global dengan membangun pabrik di AS, Eropa, India, Cina, Brasil, hingga Rusia. Di bawah kepemimpinannya, Hyundai Motor Group naik menjadi produsen mobil terbesar kelima di dunia.
Namun, perjalanan tidak selalu mulus. Tahun 2007, ia tersandung kasus penggelapan dana dan pelanggaran fidusia dengan nilai sekitar USD 74 juta. Ia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara, namun hukumannya ditangguhkan dan pada 2008 ia mendapat pengampunan dari Presiden Korea Selatan saat itu, Lee Myung-bak. Meski kontroversial, prestasinya dalam mengangkat industri otomotif nasional tetap diakui luas.
Pada tahun 2020, pencapaian hidupnya dihormati secara internasional saat ia menjadi orang Korea pertama yang dilantik ke dalam Automotive Hall of Fame, penghargaan tertinggi di industri otomotif dunia.
Setelah pensiun pada Maret 2020, kepemimpinan Hyundai Motor Group diserahkan kepada putra tunggalnya, Chung Eui-sun. Meski sempat diragukan karena dianggap belum cukup teruji, Eui-sun kini melanjutkan visi besar sang ayah, meneruskan perjalanan Hyundai menuju era mobil listrik dan teknologi masa depan.
Di luar dunia bisnis, Chung Mong-Koo juga dikenal atas dedikasinya dalam kegiatan sosial. Melalui Hyundai Motor Chung Mong-Koo Foundation, ia mendukung berbagai program pendidikan, budaya, dan bantuan untuk masyarakat kurang mampu di Korea Selatan.
Dengan hanya 5,2% kepemilikan saham, Chung Mong-Koo tetap berada di jajaran orang terkaya Korea Selatan—kekayaannya mencapai USD 4 miliar atau setara Rp64 triliun. Namun lebih dari kekayaan materi, warisan terbesarnya adalah keberhasilannya mentransformasi Hyundai dari bisnis keluarga menjadi ikon industri global.
Baca Juga:Â Wang Chuanfu, Kisah Sarjana Kimia yang Sukses Wujudkan Impiannya Menjadi Build Your Dream (BYD)
Kisah Chung Mong-Koo bukan hanya tentang bisnis, tapi tentang visi, keteguhan, dan warisan lintas generasi. Ia membuktikan bahwa dengan strategi yang tepat, keberanian dalam mengambil risiko, dan dedikasi terhadap kemajuan, sebuah merek lokal bisa berdiri sejajar dengan raksasa dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement