Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saham Mobil Listrik asal China Turun, Mobil Menumpuk di Tengah Inovasi Terus Menerus, Bubble Ekonomi di Sektor Otomotif China?

Saham Mobil Listrik asal China Turun, Mobil Menumpuk di Tengah Inovasi Terus Menerus, Bubble Ekonomi di Sektor Otomotif China? Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

BYD membuat langkah ajaib dengan memutuskan untuk membuat mobil listriknya yang sudah terjangkau menjadi lebih murah lagi.

Apa ini tanda dimulainya perang harga di segmen otomotif?

Cina adalah pasar otomotif terbesar di planet ini. Hampir setengah dari semua mobil baru yang dijual di Cina sekarang sepenuhnya bertenaga listrik atau hibrida plug-in.

Sebagai perbandingan, Amerika Serikat tertinggal jauh di belakang, dengan kurang dari 10 persen dari penjualan mobil barunya adalah mobil listrik. Bagaimana Cina bisa maju begitu jauh, begitu cepat? Sebagian besar jawabannya sederhana: kendaraan listrik murah.

BYD melakukan beberapa pemotongan serius. Hatchback BYD Seagull (Dolphin Surf di Eropa), yang sudah terjangkau, harganya kurang dari €9.000 atau sekitar Rp160 juta mengalami pemotongan harga sebesar 20 persen.

Diskon terbesar diberikan kepada sedan hibrida motor ganda BYD Seal yang didiskon menjadi €12.870 atau sekitar Rp237 juta.

Secara total, BYD mengumumkan diskon untuk 22 model hibrida listrik dan plug-in, yang berlaku hingga akhir Juni.

Strategi penetapan harga tersebut tidak luput dari perhatian para investor, dan berimbas pada saham BYD yang turun hingga 8 persen setelah berita tersebut tersiar.

Pemain EV besar Tiongkok lainnya seperti Li Auto, Great Wall Motor, dan Geely Automobile Holdings juga mengalami penurunan harga saham lebih dari 5 persen.

"Para investor jelas khawatir bahwa perang harga ini akan menekan laba secara menyeluruh," tulis Max McDee dari Arena EV.

Penjualan mobil listrik telah mencapai titik tertinggi baru setiap tahun, tetapi kecepatan pertumbuhan tersebut mulai melambat.

Para pembuat mobil kini mendapati diri mereka memiliki banyak mobil yang tidak terjual. Bulan lalu, dealer dilaporkan memiliki sekitar 3,5 juta mobil di tempat mereka, cukup untuk bertahan selama 57 hari berdasarkan tingkat penjualan saat ini. Itu adalah tingkat persediaan tertinggi sejak Desember 2023.

Apakah ini tanda-tanda bahwa sudah mulai terjadi bubble ekonomi di sektor otomotif China?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: