Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupiah Terkoreksi, Pasar Ragukan Efektivitas Stimulus Ekonomi

Rupiah Terkoreksi, Pasar Ragukan Efektivitas Stimulus Ekonomi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 9 poin ke level Rp16.296 per dolar AS pada perdagangan Rabu (28/5/2025), di tengah tekanan ketidakpastian global dan kekhawatiran pasar atas arah kebijakan ekonomi domestik.

Rupiah sempat tertekan lebih dalam hingga 35 poin sebelum akhirnya ditutup sedikit membaik. Analis mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah kali ini dipicu kombinasi faktor eksternal dan internal.

“Penguatan indeks dolar AS menjadi penekan utama rupiah. Data kepercayaan konsumen AS yang kuat mengangkat sentimen terhadap greenback,” jelasnya.

Baca Juga: BI Jaga Rupiah Tetap Waras di Tengah Gejolak Global

Dari sisi geopolitik, pasar mencermati langkah Presiden AS Donald Trump yang membuka opsi sanksi tambahan terhadap Rusia dan tarif balasan terhadap sejumlah negara mulai Juli. Meskipun tarif terhadap Uni Eropa ditunda, ketidakpastian ini tetap menahan minat investor terhadap aset berisiko.

Ketegangan antara AS dan Iran dalam perundingan nuklir juga memperkuat kekhawatiran terhadap stabilitas energi global, mendorong pelaku pasar mencari perlindungan pada aset safe haven seperti dolar AS.

Di dalam negeri, ketidakpastian arah kebijakan ekonomi turut memperlemah sentimen terhadap rupiah. Meski pemerintah telah meluncurkan enam paket stimulus pada kuartal II/2025, mayoritas insentif dinilai terlalu terfokus pada masyarakat berpenghasilan rendah.

Baca Juga: Rupiah Sulit Tembus ke Level Rp15,000, BI Ungkap Biang Keroknya!

“Kelompok rentan penting, tapi jangan lupakan kelas menengah yang menyumbang lebih dari 50% konsumsi nasional. Jika daya beli kelas ini tidak dijaga, target pertumbuhan ekonomi 5% sulit tercapai,” ujar Ibrahim.

Ia menambahkan, meski rupiah sempat menguat akhir pekan lalu di kisaran Rp16.240–Rp16.300, tren penguatan belum berkelanjutan. Minimnya sentimen positif dalam negeri dan ketidakpastian global membuat ruang apresiasi rupiah terbatas.

Pelaku pasar kini menunggu pernyataan dan risalah rapat Federal Reserve yang akan dirilis pekan ini. Jika The Fed tetap hawkish, tekanan terhadap rupiah diperkirakan berlanjut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: