PLTP Pertamina Geothermal (PGEO) Lumut Balai Unit 2 Berhasil Sinkronisasi, Bisa Tunjang Ratusan Perjalanan Whoosh!
Kredit Foto: PGE
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung transisi energi bersih nasional dengan keberhasilan sinkronisasi perdana Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Direktur Operasional Pertamina Geothermal Energy Tbk, Ahmad Yani menyebut bahwa sinkronasi dilakukan dengan kapasitas awal 10% dari total daya terpasang sebesar 55 megawatt (MW). Proses ini menandai pertama kalinya listrik dari pembangkit disalurkan ke jaringan dari PT Pembangkit Listrik Negara (PLN) sebagai langkah awal menuju operasi komersial penuh (COD) yang ditargetkan tercapai pada akhir Juni 2025.
Baca Juga: Porsi EBT Capai 61% di RUPTL, PGE Siap Genjot Kapasitas PLTP hingga 1,7 GW
“Sinkronisasi ini merupakan langkah penting dan menjadi milestone proyek yang menunjukkan bahwa kami berada di jalur yang tepat. Kami berkomitmen menyelesaikan tahap COD sesuai target dan menghadirkan kontribusi nyata terhadap bauran energi bersih nasional,” kata Ahmad Yani, dilansir Senin (16/6).
PLTP Lumut Balai Unit 2 akan menambah kapasitas panas bumi di area Lumut Balai menjadi total 110 MW. Unit ini diproyeksikan mampu memproduksi sekitar 481 gigawatt hour (GWh) listrik per tahun, cukup untuk melayani lebih dari 252.000 rumah tangga, mendukung 396 perjalanan kereta cepat Jakarta–Bandung (Whoosh), mengisi penuh 23.700 mobil listrik, atau menunjang operasional 2–5 pusat data berskala besar (hyperscale).
Dengan mulai tersambungnya listrik ke jaringan, proyek ini akan segera menghasilkan pendapatan bagi perusahaan, serta berkontribusi langsung terhadap kinerja keuangan PGEO. Tambahan kapasitas ini juga berpotensi mengurangi emisi karbon hingga 280.000 ton CO₂ per tahun, mendukung pencapaian target bauran energi 23% pada 2025 dan visi Net Zero Emission (NZE) 2060.
Project Manager PLTP Lumut Balai Unit 2, Achmad Sri Fadli menjelaskan bahwa proses sinkronisasi dilakukan setelah rangkaian uji teknis menyeluruh untuk memastikan pembangkit beroperasi aman dan sesuai standar.
“Sinkronisasi ini bukan sekadar penyambungan listrik, tapi juga validasi teknis menyeluruh terhadap sistem dan performa pembangkit,” ujarnya.
Baca Juga: Ditargetkan Selesai 2027, Pengembangan PLTP Muara Laboh Unit 2 Akan Dorong Investasi Baru
“Kami berharap PLTP Lumut Balai Unit 2 segera beroperasi penuh dan menjadi katalis penting dalam pencapaian target energi hijau di Indonesia,” tutur Fadli.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement