Locton Cacao Contoh Konkret Transformasi Industri Kuliner Berpijak pada Keberlanjutan
Kredit Foto: Dok. Kemenekraf
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar menilai Locton Cacao, rumah cokelat premium berbasis single origin, merupakan contoh konkret transformasi industri kuliner yang berpijak pada nilai tambah dan keberlanjutan.
Hal tersebut disampaikan Wamen Ekraf Irene saat melakukan kunjungan ke Locton Cacao Official Store di Surya Mas Square, Kuta, Bali, dirinya bahkan menyebut gerai itu sebagai ‘Willy Wonka Factory versi Indonesia’.
Baca Juga: Kemenhub Pastikan Pilot Batik Air Lakukan Prosedur saat Pendaratan Miring di Soekarno-Hatta
“Ini bukan soal jualan cokelat. Ini soal bagaimana produk bisa menjadi cerita, dan cerita bisa menjadi gerakan. Di sini, setiap rasa punya makna,” ujar Wamen Ekraf, dikutip dari siaran pers Kementerian Ekraf, Senin (30/6).
Locton Cacao Official Store merupakan rumah cokelat premium berbasis single origin yang berhasil mengemas potensi lokal menjadi produk global. Kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen Kementerian Ekraf dalam memperkuat subsektor kuliner sebagai salah satu tulang punggung ekonomi kreatif, melalui inovasi yang berpihak pada keberlanjutan, kearifan lokal, dan pemberdayaan daerah.
Di tengah denyut inovasi kreatif Bali, Locton tak hanya menawarkan produk cokelat, tapi menciptakan sebuah destinasi rasa dan narasi. Dengan filosofi Single & Sustainable, mereka memaksimalkan potensi biji kakao Indonesia—bahkan bagian yang selama ini dianggap limbah, seperti husk (kulit biji kakao)—menjadi inovasi seperti chocolate husk tea, minuman seduh bernuansa teh dengan karakter cokelat yang kuat dan orisinal.
Wamen Ekraf Irene menilai Locton sebagai contoh konkret transformasi industri kuliner yang berpijak pada nilai tambah dan keberlanjutan. Wamen Ekraf Irene juga menekankan bahwa cokelat Indonesia memiliki potensi besar untuk mengambil tempat dalam lanskap gaya hidup global, seperti halnya kopi.
“Kopi sudah menjadi identitas kita. Tapi hari ini saya merasakan bahwa cokelat bisa menyusul, bahkan dengan daya emosional yang lebih dalam dan Locton membuktikan itu. This one is truly one of a kind,” ucap Wamen Ekraf Irene.
Dalam kunjungan tersebut, Wamen Ekraf Irene juga menjajal sneak peek dari omakase chocolate—pengalaman pencicipan yang menyatukan kurasi rasa, storytelling visual, hingga elemen kejutan. Wamen Ekraf Irene sampai menyebut pengalamannya di lokasi sebagai ‘Willy Wonka Factory versi Indonesia’ yang memadukan kualitas dan daya cipta dengan estetika dan tradisi.
Namun lebih dari produk dan konsep, Wamen Ekraf Irene menyoroti ekosistem yang dibangun Locton. Di balik setiap batang cokelat, terdapat keterlibatan petani, perajin, peracik rasa, desainer, dan pencerita lokal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement