Dukung Ekosistem Transportasi Udara, Dedi Mulyadi: Bandara Husein dan Kertajati Harus Beroperasi!

Langkah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mempertemukan dua kepentingan besar, Bandara Husein dan BIJB Kertajati patut diapresiasi. Di tengah kegamangan pengelolaan bandara pasca pemindahan penerbangan komersial dari Husein ke Kertajati, pendekatan kolaboratif justru menjadi solusi yang lebih rasional.
Kedua bandara bukanlah pesaing, melainkan pelengkap infrastruktur udara Jawa Barat yang terus tumbuh. Dengan strategi yang tepat dan dukungan kebijakan dari pusat, bukan tidak mungkin Jawa Barat akan memiliki sistem bandara ganda yang kuat, efisien, dan saling menghidupi.
KDM sapaan Dedi Mulyadi pun menyuarakan dukungannya terhadap dibukanya kembali Bandara Husein Sastranegara di Kota Bandung. Menurutnya, kehadiran penerbangan perintis seperti Susi Air menjadi pemantik awal yang penting untuk membangun kembali ekosistem penerbangan di bandara tersebut.
“Ekosistem harus terus dibangun. Ini adalah jalan untuk mengembangkan kembali Bandara Husein untuk hidup kembali,” ujar Dedi Rabu (2/7/2025).
Namun yang menarik, Dedi tak sekadar berbicara tentang kebangkitan Bandara Husein. Ia juga menekankan pentingnya menjaga eksistensi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang dibangun dengan investasi besar.
“Saya ini gubernur, jadi saya sayang Bandara Husein, saya juga sayang Bandara Kertajati, Apalagi Kertajati itu dibangun dengan investasi yang besar. Keduanya bisa berbagi peran strategis,” katanya.
Berbeda dari narasi lama yang mempertentangkan eksistensi kedua bandara, Dedi justru menawarkan pendekatan sinergi. Ia ingin Husein fokus pada rute-rute domestik dan layanan penerbangan cepat di wilayah metropolitan, sedangkan BIJB Kertajati diarahkan menjadi hub penerbangan internasional, khususnya untuk jemaah haji dan umrah.
“Saya fokuskan Kertajati untuk penerbangan internasional dulu, untuk haji dan umrah. Kalau ini jalan, yang domestik bisa jalan bareng-bareng,” tegasnya.
Dedi juga mengakui bahwa upaya reaktivasi Bandara Husein tidak bisa dilakukan sepihak oleh Pemerintah Provinsi. Oleh sebab itu, komunikasi lintas lembaga dengan pemerintah pusat terus ia jalin.
“Semuanya tidak diputuskan provinsi, semuanya bersama pusat,” ujarnya.
Adapun, pemilik maskapai Susi Air, Susi Pudjiastuti, memandang bahwa pemerintah perlu mengambil langkah konkret agar BIJB Kertajati benar-benar hidup dan efisien. Salah satunya melalui pemberian subsidi penerbangan feeder dari wilayah sekitar seperti Pangandaran, Purbalingga, Cilacap, hingga Semarang menuju Kertajati.
“Setidaknya lima penumpang dari tiap daerah, maskapai akan senang hati membuka rute,” ujarnya.
Dia juga menyoroti tantangan teknis kru pesawat yang harus berangkat dari Jakarta menuju Kertajati dengan waktu tempuh hingga enam jam. “Itu berat. Perlu juga subsidi untuk membawa kru,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement