
Suasana haru dan penuh semangat menyelimuti acara pelepasan 227 Calon Taruna Akademi TNI dari Jawa Barat yang digelar di Bandung. Ratusan pasang mata menyaksikan secara langsung momen penting ini, yang menjadi langkah awal perjalanan panjang mereka untuk menjadi perwira TNI masa depan.
Dari jumlah tersebut, 161 Calon Taruna berasal dari wilayah Bandung dan 66 lainnya adalah lulusan SMA Taruna Krida Nusantara. Semuanya dilepas dalam keadaan sehat dan siap berjuang dalam seleksi integratif menuju Akademi Militer Magelang.
Acara pelepasan ini dipimpin langsung oleh Pangdam III/Siliwangi, Mayor Jenderal TNI Dadang Arif Abdurahman, yang memberikan pesan inspiratif dan penuh makna. Ia menyampaikan apresiasi tinggi kepada para orang tua yang telah mendidik dan membesarkan calon Taruna dengan penuh pengorbanan.
"Mereka yang berdiri di hadapan kita adalah putra-putri terbaik Jawa Barat. Seleksi dilakukan secara objektif dan transparan, hingga terpilih mereka yang akan menjadi kebanggaan Siliwangi dan masa depan TNI," ujar Pangdam III/Siliwangi, Mayor Jenderal TNI Dadang Arif Abdurahman di Bandung, Jumat (4/7/2025)
Pangdam menekankan pentingnya sinergi antara usaha dan doa dalam perjuangan menjadi prajurit sejati.
"Usaha tanpa doa adalah sombong, dan doa tanpa usaha adalah bohong. Maka teruslah berusaha dan berdoa. Jadilah wakil Maung Siliwangi yang membanggakan di Magelang nanti," tegasnya.
Hadir pula Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang memberikan sambutan menyentuh. Ia mengisahkan perjuangannya yang gagal masuk Akademi Militer di masa muda karena berat badan dan tinggi badan tidak memenuhi syarat. Namun, dari situ ia belajar bahwa takdir bisa membawa manusia ke takdir terbaiknya, asal terus berjuang.
“Saya tidak lulus Akademi Militer, tidak lulus Secaba. Tapi hari ini saya bisa berdampingan dengan seorang jenderal. Nasib bisa berubah. Kalian adalah orang-orang yang beruntung, yang harus bersyukur dan tidak menyia-nyiakan kesempatan ini,” kata Dedi.
Dia juga mengenang perjuangan para orang tua, terutama sosok ayah, yang bekerja keras bahkan mempertaruhkan nyawa demi masa depan anaknya.
“Ada ayah yang jatuh dari lantai 17 karena bekerja sebagai kuli bangunan demi anaknya. Ada ayah yang tergencet mesin pabrik, jadi sopir truk, sopir angkot, demi sekolah anaknya. Itulah cinta yang tak terucap,” ujarnya,
Dalam momen mengharukan itu, Gubernur Dedi meminta para Taruna yang berasal dari keluarga Tamtama, Bintara, petani, sopir, hingga anak yatim, untuk mengangkat tangan.
"Kalian adalah simbol harapan. Jika anak seorang sopir atau anak yatim bisa jadi perwira, maka seluruh rakyat Jawa Barat akan merasa bangga," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement