Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tragis, Anak Harimau Sumatera Mati Diduga karena Gangguan Genetik dan Induk Stres

Tragis, Anak Harimau Sumatera Mati Diduga karena Gangguan Genetik dan Induk Stres Kredit Foto: BKSDA
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) melalui Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), menjelaskan kematian anak Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi tidak hanya disebabkan oleh malnutrisi.

Direktur Jenderal KSDAE, Satyawan Pudyatmoko, mengatakan berdasarkan hasil observasi lapangan, riwayat perkembangbiakan, serta nekropsi, ditemukan indikasi kuat adanya kelainan genetik dan gangguan perilaku maternal dari induknya.

“Indukan harimau ini berusaha mereject anaknya sendiri, yang tercermin dalam ketidakmauannya untuk menyusui dan merawat anaknya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (6/7/2025).

Baca Juga: Kemenhut Gerebek Tambang Batu Kapur Ilegal, 9 Alat Berat Disita

Satyawan mengatakan dalam kondisi alamiah, perilaku seperti ini bisa terjadi, biasanya akibat kelainan genetik atau stres pada induk. Selain itu, juga terungkap adanya dugaan bahwa kelainan ini diturunkan dari garis keturunan induk jantan (Sean).

“Pada kejadian Harimau Yani ini, berdasarkan penjelasan tim dokter dan keeper, upaya memberi susu tambahan dan evakuasi sudah dilakukan, namun tidak dapat menolong. Ini yang perlu pendalaman, akar masalahnya pada ketidakmauan induk menyusui,” ujarnya.

Sebagai tindak lanjut, Kemenhut bersama Balai KSDA dan tim medis TMSBK akan melakukan pemeriksaan genetik terhadap induk dan keturunannya untuk memvalidasi dugaan kelainan hereditas.

Selain itu, kajian perilaku maternal juga akan dilakukan agar pola penolakan dapat diantisipasi dalam program pengembangbiakan berikutnya.

Baca Juga: 5 Fakta Emisi Batubara yang Jadi Sorotan KLH, Polusinya Lebih Mematikan

Evaluasi menyeluruh terhadap standar perawatan, manajemen nutrisi, serta penanganan stres pada kandang harimau juga akan menjadi bagian dari langkah korektif.

“Kementerian tetap berkomitmen terhadap upaya konservasi Harimau Sumatera sebagai salah satu spesies prioritas, dengan tetap memperhatikan animal welfare dan menjaga kemurnian genetik populasi,” ungkapnya.

Ia mengajak masyarakat untuk memahami kompleksitas konservasi satwa liar dan turut berperan dalam pelestarian spesies endemik seperti Harimau Sumatera.

“Setiap kejadian menjadi evaluasi penting agar penanganan ke depan semakin baik,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: