Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasar Saham Tenang, Investor Wall Street Siap Hadapi Tenggat Tarif AS

Pasar Saham Tenang, Investor Wall Street Siap Hadapi Tenggat Tarif AS Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Investor Bursa Saham Amerika Serikat (Wall Street) siap menyambut tenggat waktu kebijakan tarif perdagangan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Tak ada kepanikan maupun kekhawatiran dari pasar saham.

Dilansir dari Reuters, Senin (7/7) Wall Street sebelumnya libur menyusul Hari Kemerdekaan AS. Namun pasar saat ini dinilai telah cukup siap dengan berbagai kemungkinan ringan dari Tarif AS.

Baca Juga: Asing Net Sell Rp465,94 Miliar Kala IHSG Loyo, 10 Saham Ini Paling Banyak Dibuang

Trump mengatakan bahwa surat gelombang pertama yang merinci tingkat tarif impor yang akan dihadapi oleh dua belas negara akan mulai dikirimkan pada Senin.

Meski begitu, investor yang telah memantau perkembangan ini selama berbulan-bulan memperkirakan rincian lebih lanjut akan muncul dalam beberapa hari ke depan, dengan ketidakpastian yang kemungkinan terus berlanjut.

Banyak pihak juga tidak berharap semua kesepakatan perdagangan bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Namun demikian, pasar tetap tenang.

“Pasar kini jauh lebih nyaman dan santai dalam menghadapi berita soal tarif,” ujar Co-chief Investment Officer Neuberger Berman, Jeff Blazek.

“Pasar percaya bahwa tenggat waktu masih cukup fleksibel, dan selama tidak ada kejutan besar, tidak akan ada gejolak signifikan," tambahnya.

Trump sebelumnya mengatakan bahwa tarif impor bisa mencapai hingga 70% dan mulai berlaku pada 1 Agustus. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kisaran 10%-50% yang diumumkan pada April lalu.

Baca Juga: Jelang 9 Juli, Pasar Saham Tertekan Ancaman Tarif AS! Investor Sebaiknya Siap-siap Buru Saham Diskon

Hingga saat ini, Trump baru mencapai kesepakatan terbatas dengan Inggris dan kesepakatan prinsip dengan Vietnam. Namun, kesepakatan yang diharapkan dengan India dan Jepang belum terealisasi, dan pembicaraan dengan Uni Eropa juga mengalami hambatan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: