Kredit Foto: Ida Umy Rasyidah
PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK) menargetkan pendapatan sebesar Rp220 miliar pada 2025 atau naik hampir 40% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya senilai Rp154 miliar.
“Kita targetin tahun 2025 tumbuhnya itu sekitar hampir double. Jadi kalau tadi lihat angkanya Rp150-an miliar. Tahun ini kita targetkan Rp220 miliar. Berarti sekitar 40-an persen,” ujar Direktur Utama PT Diastika Biotekindo Tbk, Franciscus Xaverius Yoshua Raintjung, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/7/2025).
Meski tidak merinci proyeksi laba bersih, Diastika tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp15 miliar sepanjang 2024 dengan margin sekitar 10%. Perseroan mengandalkan kekuatan pasar dari lini produk diagnostik diabetes, khususnya alat pemeriksaan HbA1c yang disebut menguasai sekitar 85% pangsa pasar nasional.
Baca Juga: Raup Dana Rp110 Miliar Hasil Jual Saham, CHEK Dukung Pemerintah Tekan Produk Impor
"Kalau untuk industri diagnostik itu cukup sangat besar. Tapi kalau kita spesifik ke produk-produk kami, terutama produk-produk jagoan kami yaitu untuk pemeriksaan diabetes HbA1c, kami bisa bilang kami menguasai mungkin 85 persen market untuk HbA1c. Sekarang kita ingin mengembangkan produk genomik yang akan mungkin jadi jagoan berikutnya,” ujar Franciscus.
Menurutnya, pengembangan teknologi genomik menjadi fokus utama perusahaan ke depan, sejalan dengan arah kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang mendorong layanan pencegahan penyakit (preventive healthcare).
“Karena kita memang bergerak di alat distributor alat kesehatan, utama fokusnya adalah alat lab, pastinya kita akan kembangin terus produk-produk lain, dimana kita fokusnya ke depan adalah teknologi genomik,” jelasnya.
Franciscus menyebut seluruh dana hasil penawaran umum perdana (IPO) senilai Rp110,39 miliar, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan sepenuhnya sebagai modal kerja. Dana tersebut dialokasikan untuk pembelian barang dagangan, distribusi, pengembangan proyek genomik, dan ekspansi pasar.
“Mungkin kita saat ini sih tahun pertama ini belum ke arah capex ya. Lebih ke arah karena modal kerja. Jadi untuk pembelian produk, kemudian untuk dijual lagi,” ujar Franciscus.
Baca Juga: Melantai di Bursa, Diastika Biotekindo (CHEK) Bakal Fokuskan Dana IPO untuk Modal Kerja
Lebih lanjut, ia menyoroti tantangan nilai tukar sebagai risiko utama, mengingat sebagian besar produk masih diimpor dan dihargai dalam dolar Singapura. Namun, Diastika telah mencadangkan dana lindung nilai untuk mengurangi dampak fluktuasi kurs.
“Kita sebetulnya sudah mencadangkan (dana). Selama ada batas tertentu yang kita sudah alokasikan, tidak melebihi itu maka kita masih bisa cover. Tapi kalau lebih dari itu maka mau nggak mau terpaksa harga jualnya yang terpaksa ikut naik,” katanya.
Saham CHEK langsung menyentuh batas auto rejection atas (ARA) pada hari pertama perdagangan, mencerminkan tingginya minat pasar terhadap prospek sektor alat kesehatan serta fundamental perusahaan.
"Di luar dugaan, di luar ekspektasi, ternyata antusiasme market terhadap CHEK itu sangat cukup tinggi, maka di hari pertama kita bisa ARA," ungkap Franciscus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement