Kredit Foto: Laras Devi Rachmawati
Wakil Presiden ke-13, Kyai Maruf Amin mengatakan saat ini kondisi perekonomian global mengarah pada situasi yang tidak pasti.
Hal itu terutama disebabkan oleh meningkatnya ketegangan geopolitik serta potensi melemahnya aktivitas perdagangan internasional.
"Situasi ini ditambah dengan kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menaikkan pajak impor, sehingga berpotensi menghambat perdagangan bebas, dan diyakini akan memberikan tekanan terhadap arus perdagangan global, termasuk ekspor dari negara-negara berkembang seperti Indonesia," kata Ma'ruf.
Melihat kondisi global tersebut, sangat berpengaruh pada Ekspor Produk Halal Unggulan Indonesia.
"AS hingga saat ini masih menjadi salah satu mitra dagang utama untuk produk-produk halal Indonesia. Sebenarnya ekspor produk halal Indonesia memperlihatkan tren yang positif dan memiliki fundamental yang kuat," pungkasnya.
Dalam enam tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan Ekspor Produk Halal tercatat sebesar 7,08% per tahun.
Pada Januari 2025, pertumbuhan ekspor mencapai 9,16% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year-on-year), yang menunjukkan daya tahan sektor ini terhadap tekanan global.
Produk makanan dan minuman masih mendominasi struktur Ekspor Produk Halal dengan kontribusi lebih dari 80%, disusul oleh produk farmasi, tekstil, dan kosmetik, yang secara bertahap juga mulai menunjukkan peningkatan daya saing di pasar internasional.
KNEKS merilis bahwa kontribusi sektor Halal Value Chain (HVC) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia menunjukkan kinerja yang positif pada triwulan akhir tahun 2024.
Sektor ini mencatat peningkatan sebesar 2,45% year on-year (yoy), dengan total kontribusi mencapai 25,44% dari keseluruhan PDB nasional. Capaian ini menegaskan posisi HVC sebagai salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi nasional berbasis prinsip syariah.
Secara umum, nilai HVC mengalami tren peningkatan yang konsisten sepanjang tahun 2024, meskipun laju kontribusinya terhadap PDB nasional menunjukkan sedikit perlambatan menjelang akhir tahun. Secara keseluruhan, hingga akhir tahun 2024, sektor HVC telah memainkan peran strategis sebagai salah satu pilar utama dalam mendukung transformasi ekonomi nasional.
Selain memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan, HVC juga mendorong arah pembangunan ekonomi yang lebih inklusif, berkelanjutan, serta selaras dengan prinsip-prinsip ekonomi syariah.
"Dengan potensi yang dimilikinya, sektor ini diproyeksikan akan terus menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang relevan dalam menghadapi dinamika perekonomian global dan domestik di masa mendatang," terangnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement