Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Di tengah maraknya digitalisasi, masyarakat kini dimudahkan dengan berbagai pilihan investasi. Sayangnya, kemudahan ini juga membawa risiko, terutama saat seseorang memilih menggunakan dana dari pinjaman online untuk berinvestasi.
Meskipun terlihat menggoda karena potensi imbal hasil yang tinggi, strategi ini sebenarnya menyimpan banyak bahaya.
Banyak orang berpikir bahwa memanfaatkan dana pinjaman untuk investasi adalah ide yang cerdas. Jika investasi berhasil, cicilan pinjaman bisa dibayar dari keuntungan yang didapat. Namun, kenyataan di lapangan sering kali tak seindah yang direncanakan.
Bunga Tinggi yang Mencekik Sebagian besar layanan pinjaman online mengenakan bunga yang sangat tinggi, bahkan bisa mencapai 20–40% per bulan. Ini berarti, Anda harus memperoleh keuntungan yang sangat besar hanya untuk bisa menutup beban bunga dan tetap untung.
Tekanan Finansial dan Psikologis Memiliki beban utang yang terus berjalan dapat mengganggu kestabilan emosi saat berinvestasi. Alih-alih membuat keputusan berdasarkan analisis, Anda bisa bertindak impulsif karena tekanan untuk membayar utang.
Risiko terjerat utang banyak orang akhirnya jatuh dalam lingkaran utang yang tak berujung karena gagal membayar pinjaman.
Tak sedikit pula yang menghadapi tindakan penagihan yang tidak manusiawi. Bukannya mencapai kebebasan finansial, justru terjebak dalam krisis keuangan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement