Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Lagi Andalkan Sumber Daya Alam, Jabar Siap Menjadi Kekuatan Budaya Global

Tak Lagi Andalkan Sumber Daya Alam, Jabar Siap Menjadi Kekuatan Budaya Global Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan bahwa peradaban sebuah bangsa tidak bisa hanya diukur dari melimpahnya kekayaan alam. Menurutnya, bangsa yang benar-benar besar adalah yang mampu mengoptimalkan potensi budaya dan estetika secara kreatif dan berkelanjutan.

Dalam sambutannya usai mengikuti Pekan Kerajinan Jawa Barat 2025 di Kota Bandung, Jumat (18/7/2025), Dedi menyampaikan empat indikator utama yang mencerminkan kualitas peradaban sebuah bangsa, yaitu: makanan, pakaian, seni, dan sastra.

“Bangsa yang mengoptimalkan keempat hal ini akan tumbuh besar tanpa harus mengeksploitasi sumber daya alamnya. Kita lihat Amerika, Korea, dan Tiongkok hari ini—semuanya tumbuh karena mengelola potensi budaya secara kreatif,” ungkap Dedi yang akrab disapa KDM.

Pernyataan ini menjadi bagian dari komitmen Dedi Mulyadi dalam menjadikan Jawa Barat sebagai episentrum peradaban berbasis budaya dan estetika, bukan sekadar kawasan industri semata. Dengan pendekatan ini, ia meyakini Jabar bisa bersaing di panggung dunia tanpa mengandalkan eksploitasi sumber daya alam.

Baca Juga: Naik Kelas! UMKM Bandung Dilatih Foto Produk Profesional Hanya dengan Smartphone

Dia menambahkan, Jawa Barat memiliki modal estetika yang tinggi, yang seharusnya tidak hanya menjadi pajangan, tetapi dibawa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Mulai dari cita rasa kuliner khas, fashion tradisional, hingga bahasa dan ekspresi seni, semuanya perlu dikembangkan sebagai bagian dari identitas kuat masyarakat Jabar.

“Tradisi makanan, pakaian, seni, bahasa—semua itu membentuk keyakinan diri warga. Jika dilengkapi dengan teknologi, kita akan menjadi bangsa yang menguasai dunia,” tegasnya.

Dedi juga menyoroti pentingnya penataan ruang hidup masyarakat, termasuk desain gerobak makanan yang seragam, arsitektur warung-warung yang estetis, hingga revitalisasi rumah panggung khas Sunda sebagai ikon desa wisata.

“Kalau desanya sudah kinclong, orang Jabar tak perlu liburan jauh-jauh. Rumahnya sendiri sudah jadi destinasi,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: