DRX Menyala di Times Square, Proyek Sport-Tech Karya Anak Bangsa Tampil di Panggung Dunia
Kredit Foto: Istimewa
Layar digital raksasa Times Square yang terletak di jantung Kota New York, Amerika Serikat, menampilkan highlight tak biasa. Bukan promosi lagu atau campaign pada umumnya, layer raksasa tersebut justru memperkenalkan proyek anak bangsa, yakni DRX.
Di Indonesia, DRX bukan cuma soal token dan aplikasi olahraga. Ia adalah wujud inovasi lokal yang mulai berbicara di panggung global. DRX lahir dari keresahan dan ambisi: kenapa industri olahraga dan dunia digital terasa begitu terpisah?
"Kita percaya, inovasi itu nggak harus nunggu validasi. Cukup dibuktikan dari konsistensi, dan keberanian untuk terus melangkah," ujar Kash Topan, Co-founder & CMO DRX saat dihubungi di Jakarta, Sabtu, 19 Juli 2025.
Kash membangun ekosistem sport-tech yang menggabungkan jersey fisik, aplikasi sport, token digital, dan sistem loyalitas berbasis blockchain. Semua ini dikembangkan oleh tim dari Jakarta, bukan Silicon Valley.
"Dan yang bikin lebih menarik? Kami nggak nunggu validasi luar. DRX langsung turun ke lapangan: sponsor event nasional seperti FORNAS 2025, Official Sponsor untuk klub-klub liga 1 dan 2 sepakbola Indonesia, kolaborasi dengan beberapa event dan komunitas padel di Sportnet App, hingga partisipasi di ajang dunia seperti Token2049 Dubai," sambung Kash.
Baca Juga: IDRX Wakili Indonesia di Stablecon 2025, Bawa Stablecoin Berbasis Rupiah di Panggung Internasional
DRX di Times Square: Bukan Gimik, Tapi Awal Konsistensi
Tayangan DRX di Times Square bukan tentang flex. Tapi tentang pesan: "Visi dari Indonesia pun layak tampil di papan paling mahal di dunia."
Bagi publik, ini membuka percakapan yang lebih besar. Tentang bagaimana teknologi lokal bisa melahirkan solusi global. Tentang potensi builder-builder dari Indonesia yang sudah waktunya disorot, bukan hanya di media lokal, tapi juga skala internasional.
Kalau startup dulu identik dengan fintech atau e-commerce, kini arah inovasi mulai berubah.
DRX menunjukkan bahwa sport bisa dikawinkan dengan blockchain, bukan hanya untuk NFT, tapi untuk value yang hidup di komunitas, konsumen bisa jadi partisipan aktif, bukan cuma penonton, identitas fans bisa diukur bukan dari likes, tapi dari kontribusi on-chain.
"Ini bukan cuma teknologi. Ini adalah ulang bentuk keterlibatan. Ini cara baru memaknai fandom," tutur Kash.
"DRX di Times Square hanyalah satu frame dari cerita yang lebih panjang. Tapi di baliknya, ada semangat yang familiar bagi siapa pun yang pernah merasa ide mereka terlalu "Indonesia" untuk dunia. Dan hari ini, salah satu ide itu… nyala di New York," tutup dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement