Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tarif Lebih Rendah Tak Selamatkan Ekspor RI, INDEF: Waspadai Banjir Impor dari AS

Tarif Lebih Rendah Tak Selamatkan Ekspor RI, INDEF: Waspadai Banjir Impor dari AS Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penurunan tarif impor Amerika Serikat terhadap sejumlah produk Indonesia menjadi 19 persen semula dipandang sebagai angin segar bagi pelaku ekspor nasional. 

Namun, menurut Ahmad Heri Firdaus selaku Peneliti Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), kenyataannya tidak sesederhana itu. 

Alih-alih memberi keuntungan, Indonesia justru berpotensi mengalami tekanan ganda yakni daya saing ekspor yang lemah dan ancaman membanjirnya produk impor asal AS.

Baca Juga: Tarif AS Ancam Industri Tekstil dan Alas Kaki, INDEF: Investasi Bisa Susut hingga 2 Persen

Dalam paparannya di forum diskusi publik INDEF bertajuk "Tarif Amerika Turun, Indonesia Bakal Untung?", Heri menjelaskan bahwa meskipun tarif yang dikenakan terhadap Indonesia lebih rendah dibandingkan negara-negara lain seperti Vietnam, Bangladesh, atau Malaysia yang dikenai tarif hingga 30%, penurunan ekspor Indonesia justru lebih besar. 

“Ekspor kita turun cukup signifikan, bahkan berada di posisi kedua setelah Bangladesh. Ini menunjukkan bahwa meskipun tarif kita lebih kecil, daya saing kita masih kalah,” ujar Heri, Senin (21/7/2025).

Ia menambahkan, tarif memang menjadi salah satu faktor dalam perdagangan, tetapi bukan satu-satunya. Biaya produksi seperti energi, logistik, hingga efisiensi industri memainkan peran yang lebih besar dalam menentukan apakah produk Indonesia bisa bersaing di pasar global.

“Kalau biaya produksi kita masih mahal, tarif rendah pun tak banyak membantu. Sementara negara seperti Vietnam bisa tetap kompetitif meski tarifnya lebih tinggi karena mereka sudah efisien,” kata dia.

Namun yang lebih dikhawatirkan Heri adalah konsekuensi timbal balik dari kebijakan ini. Pemerintah Amerika Serikat, menurutnya, juga meminta Indonesia untuk menurunkan bahkan menghapus tarif impor terhadap produk-produk asal AS. 

“Kalau kita buka keran impor tanpa perhitungan, produk-produk mereka seperti kedelai, gandum, dan energi bisa membanjiri pasar domestik. Ini berisiko besar bagi industri kita yang belum siap bersaing secara produktivitas,” tegasnya.

Heri mengingatkan bahwa sebagian besar impor Indonesia dari AS bukanlah bahan baku seperti dari negara-negara Asia lainnya, melainkan barang jadi atau produk energi yang langsung bersaing dengan produksi lokal. Jika permintaan Amerika itu diakomodasi tanpa syarat dan mitigasi, maka sektor-sektor strategis dalam negeri bisa tertekan.

Situasi ini semakin rumit dengan adanya ketidakpastian soal kebijakan tarif itu sendiri. Beberapa waktu lalu, tarif sempat melonjak hingga 34 persen, lalu turun menjadi 19 persen. 

“Pertanyaannya, apakah akan berubah lagi bulan depan? Ketidakpastian ini membuat investor ragu, dan bisa berdampak pada perlambatan investasi terutama di sektor-sektor ekspor andalan kita,” tambahnya.

Baca Juga: Tarif Impor Turun Jadi 19 Persen, Senator Angelo: Diplomasi Presiden Prabowo Luar Biasa

INDEF memperkirakan, dampak dari kenaikan dan ketidakpastian tarif ini akan memotong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 0,031 persen. Meskipun terkesan kecil, Heri menekankan bahwa efek jangka panjangnya bisa lebih luas, terutama bagi sektor padat karya seperti tekstil dan alas kaki yang sudah mulai terdampak dalam bentuk penurunan ekspor dan investasi.

Di tengah tekanan tersebut, Heri menilai pemerintah perlu lebih berhati-hati dan strategis dalam merespons permintaan AS. 

"Kita tak bisa hanya memikirkan ekspor. Implikasi dari sisi impor harus dihitung juga, karena kalau kita tidak siap, justru industri dalam negeri yang tumbang," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: