Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Piutang Pembiayaan Naik 14,2%, Kinerja BFI Finance Tetap Berkibar di Tengah Tekanan Daya Beli

Piutang Pembiayaan Naik 14,2%, Kinerja BFI Finance Tetap Berkibar di Tengah Tekanan Daya Beli Kredit Foto: BFI Finance
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance/IDX: BFIN) terbukti mampu beradaptasi dan terus bertahan dengan resiliensi yang mumpuni di tengah gejolak perekonomian dan daya beli masyarakat yang masih tertahan. Hal ini terlihat dari Rapor kinerja sampai semester I 2025 yang salah satunya mencatatkan kenaikan total aset sebesar 4,3% year-on-year (yoy), yakni menjadi Rp25,3 triliun hingga Juni 2025.

Seiring dengan pertumbuhan total aset, Perusahaan juga berhasil membukukan piutang pembiayaan dikelola (managed receivables) sebesar Rp25,6 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 14,2% dibandingkan periode semester satu tahun kemarin. Kenaikan ini juga didukung oleh penyaluran pembiayaan baru yang meningkat 19,9% secara tahunan sehingga menjadi Rp10,9 triliun di periode Januari hingga Juni 2025.

Berdasarkan total managed receivables, komposisi piutang dikelola terbanyak adalah pembiayaan otomotif sebesar 76,0% yang meliputi skema pembiayaan kembali (refinancing) dan kredit pembelian unit roda empat melalui rekanan showroom.

Baca Juga: Sunata Tjiterosampurno Putuskan Mundur sebagai Komisaris BFI Finance (BFIN)

Di samping itu, porsi pembiayaan alat berat dan mesin tercatat sebesar 14,9%, diikuti oleh pembiayaan berjaminan
sertifikat properti sebesar 5,2%, dan pembiayaan syariah sebesar 3,9%. Porsi pembiayaan produktif untuk modal kerja dan investasi mendominasi sebesar 78,1% dari total piutang dikelola. Hal ini menunjukkan bahwa BFI Finance turut berkontribusi positif terhadap peningkatan taraf hidup konsumen, termasuk individu, pelaku UMKM, dan perusahaan besar.

Kinerja yang optimal ini dibarengi dengan rasio-rasio keuangan penting yang sehat. Per 30 Juni lalu, rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) Perusahaan berada di level bruto 1,63% dan level neto 0,30%. Rasio NPF ini mengalami sedikit peningkatan, namun masih jauh lebih baik dibandingkan rerata industri pembiayaan yang berada di level
bruto 2,57% per Mei 2025 berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dari sisi pendapatan dan profitabilitas, BFI Finance meraup total income senilai Rp3,3 triliun atau tumbuh sebesar 6,2% yoy. Kenaikan pendapatan ini juga diiringi pertumbuhan laba bersih yang mencapai 11,1% yoy menjadi Rp762,2 miliar. Sementara itu, Return on Asset (RoA) dan Return on Equity (RoE) masing-masing sebesar 7,5% dan 14,5%.

“Ketidakpastian global dan dinamika pasar domestik sedikit banyak menguji daya tahan kami dalam menjaga kestabilan pertumbuhan bisnis. Alhasil, kami pun terus proaktif dan adaptif
dalam menghadapi perubahan pasar. Konsisten dalam menerapkan good corporate governance, pengelolaan manajemen risiko yang efektif, dan peningkatan layanan baik digital maupun offline terus kami lakukan guna memperkuat posisi Perusahaan dalam kondisi ekonomi yang fluktuatif,” ujar Sutadi, Presiden Direktur BFI Finance di Jakarta, Sabtu (26/7/2025).

Dalam hal pendanaan, BFI Finance telah melakukan pelunasan pokok dan bunga Obligasi kepada Pemegang Obligasi Berkelanjutan V Tahap IV Tahun 2023 Seri B senilai Rp385 miliar yang jatuh tempo pada tanggal 14 April 2025, di rentang periode kuartal dua.

Baca Juga: BFI Finance (BFIN) Bakal Terbitkan Obligasi Rp1 Triliun dengan Bunga hingga 6,90%

Tak hanya itu, BFI Finance juga menerbitkan penawaran Obligasi Berkelanjutan VI Tahap II Tahun 2025 senilai Rp1 triliun yang direncanakan akan digunakan untuk modal kerja berupa pembiayaan investasi, modal kerja dan multiguna (selain pembiayaan berbasis syariah).

Pertumbuhan yang dicatatkan oleh BFI Finance ini turut diiringi dengan komitmennya kepada para pemegang kepentingan, khususnya mereka yang mempercayakan investasinya kepada
Perusahaan. Di kuartal dua lalu, BFI Finance telah menyelesaikan pembagian dividen total senilai Rp902,4 miliar untuk tahun buku 2024 berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa (RUPSTLB) yang digelar pada 8 Mei silam. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: