Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hari Anak Nasional 2025, Saatnya Budaya Sunda Jadi Benteng Arus Digital

Hari Anak Nasional 2025, Saatnya Budaya Sunda Jadi Benteng Arus Digital Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Peringatan Hari Anak Nasional Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan komitmen bersama antara pemerintah, perusahaan, keluarga, dan seluruh pemangku kepentingan dalam memberikan perlindungan serta menjamin masa depan anak-anak Indonesia.

Mengusung tema “Bersama Membangun Budaya”, acara ini menekankan pentingnya pelestarian nilai-nilai lokal di tengah derasnya arus digitalisasi. Melalui kegiatan Ulinpiade, sebuah ajang permainan tradisional atau Kaulinan Barudak Sunda, Pemerintah Provinsi Jawa Barat ingin menanamkan kembali akar identitas budaya pada anak-anak sejak dini.

 "Kegiatan ini bukan hanya ajang bermain, tapi juga bentuk konkret dari pelestarian budaya yang membangun karakter anak-anak sebagai generasi yang tangguh, inklusif, dan berbudaya," jelas Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan pada acara Peringatan Hari Anak Nasional Tingkat Provinsi Jawa Barat di Bandung, Minggu (27/7/2025).

Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan apresiasi tinggi kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelenggaraan Ulinpiade. Ajang ini dinilai mampu menghidupkan kembali semangat gotong royong, sportivitas, serta ruang aman dan menyenangkan untuk ekspresi diri anak-anak.

Baca Juga: Suzuki Fronx Incar Konsumen Urban Bandung, Pasang Target 720 Unit Hingga Akhir 2025

Tak hanya itu, momen ini menjadi lebih istimewa dengan penyerahan Piagam Rekor MURI untuk pelaksanaan permainan tradisional sambil mengenakan kebaya,  simbol paduan antara budaya luhur dan semangat kekinian.

“Saya bangga Jawa Barat menjadi pelopor kegiatan yang tidak hanya kreatif tapi juga sarat makna kultural. Ini bisa jadi contoh nasional,” ujar Erwan.

Melalui program ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menegaskan komitmennya menyediakan ruang inklusif untuk pertumbuhan anak. Termasuk melalui pendidikan, perlindungan, layanan kesehatan, hingga ruang-ruang ekspresi kreatif.

Erwan juga mendorong agar sekolah-sekolah di Jawa Barat menghidupkan kembali tradisi bermain permainan seperti Galah Asin, Gatrik, dan Sapintrong di sela-sela istirahat atau setelah jam pelajaran selesai. Menurutnya, aktivitas fisik tersebut tak hanya melatih otot dan keterampilan sosial anak, tetapi juga mengurangi ketergantungan terhadap gadget.

Baca Juga: Ini Strategi inDrive Bangun Loyalitas Konsumen Bandung

“Kami tidak melarang anak mengenal teknologi, tapi ada hal-hal yang sebaiknya belum mereka akses. Anak harus menikmati masa kecilnya, jangan sampai dewasa sebelum waktunya,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa anak-anak dulu tumbuh dengan nilai etika tinggi, menghormati orang tua dan guru, yang kini mulai luntur.

 “Dulu, anak-anak menundukkan kepala saat guru lewat. Itu bentuk rasa hormat yang patut kita tanamkan kembali,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: