Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Deputi Tata Lingkungan dan Sumber Daya Alam Berkelanjutan Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Sigit Reliantoro menyebut RI akan menggenjot pemulihan lahan mangrove selus 600 ribu ha hingga tahun 2029.
”Jadi selama RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) tahun 2025-2029 ada 600 ribu hektare yang terus dipulihkan,” ucapnya di kawasan pantai Tanjung Pasir, Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Minggu (27/7/2025).
Sigit mengatakan, Indonesia memiliki total lahan mangrove sekitar 3,3 juta hektare yang tersebar di seluruh wilayah, dengan konsentrasi terbesar berada di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Namun, pemulihan juga akan menyasar seluruh 33 provinsi yang memiliki kawasan mangrove.
Baca Juga: Perkuat Sabuk Hijau Pantai, PIS Tanam 20 Ribu Mangrove Bareng Komunitas dan Pelajar di Tangerang
Ia menambahkan bahwa karakteristik lahan mangrove di tiap wilayah berbeda, sehingga pendekatan pemulihan pun harus disesuaikan.
”Tentu rekayasanya beda, kalau yang sudah alami kan kita tinggal menambahkan tapi kalau yang sudah dikonversi menjadi tambak, kemudian diubah lagi, perlu rekayasa sosial juga dan biasanya kita juga harus memberikan ekonomi alternatif bagi masyarakat yang sudah menggunakannya untuk tambak,” tambahnya.
Hingga saat ini, berbagai pihak telah menunjukkan komitmennya untuk mendukung target tersebut. Di antaranya, Bank Dunia (World Bank) berkontribusi untuk pemulihan seluas 47 ribu hektare, sementara PT Freeport Indonesia turut mendukung sekitar 15 ribu hektare.
Baca Juga: Pemerintah Terbitkan PP 27/2025: Jadi Fondasi Perlindungan Mangrove untuk Masa Depan Berkelanjutan
Selain mangrove, lahan gambut juga menjadi perhatian pemerintah. Sigit menyebut bahwa sekitar 1,2 juta hektare lahan gambut perlu direhabilitasi dalam lima tahun ke depan.
”Kalau dari sisi gambut, kita punya tugas sebetulnya 1,2 juta hektare untuk dilakukan pemulihan selama 5 tahun dan ini barangkali nanti meskipun di laut, barangkali ada kesempatan kolaborasi di gambut, itu pasti lebih asik, tantanganya jauh lebih besar dibanding Untuk di mangrove,” ungkapnya.
Oleh karenanya ia mendorong sinergi antar stakeholder untuk mencapai target tersebut.
Baca Juga: Ekosistem Mangrove Dilindungi Lewat PP 27/2025, Kolaborasi Jadi Kunci
”Harapan saya mudah-mudahan selain target nasional bisa tercapai dengan kolaborasi bersama-sama juga ada manfaat yang bisa diperoleh secara ekonomi dan secara ekologis dari masyarakat di sekitarnya,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement