Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

IHSG Melesat Disokong Infrastruktur dan Teknologi, IPOT Jagokan Saham dan Obligasi Sensitif Suku Bunga

IHSG Melesat Disokong Infrastruktur dan Teknologi, IPOT Jagokan Saham dan Obligasi Sensitif Suku Bunga Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan performa mengesankan selama sepekan terakhir. Tercatat, IHSG menguat +3,17% dengan aliran dana asing di pasar reguler mencapai Rp413 miliar. Kinerja apik ini ditopang terutama oleh sektor infrastruktur dan teknologi yang mencatat lonjakan signifikan.

“Pergerakan IHSG dari 10 Juli 2025, ketika terjadi breakout minor CnH, hingga kini IHSG masih terus konsisten bergerak di atas MA5 yang menunjukkan kuatnya akselerasi,” ungkap Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi.

Menurut Imam, dua sektor utama yang mengangkat IHSG adalah IDXINFRA dan IDXTECHNO. Beberapa saham seperti DCII, EMTK, WIFI, dan EDGE dari sektor teknologi, serta BREN, SSIA, dan TOWR dari sektor infrastruktur mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan.

Baca Juga: IHSG Sesi Siang Meroket 1,36% ke Level 7.646, INKP, AKRA dan MDKA Top Gainers LQ45

Imam menekankan bahwa pergerakan IHSG pekan ini (28 Juli – 1 Agustus 2025) akan dipengaruhi oleh sejumlah rilis data ekonomi, baik dari dalam negeri maupun global. Salah satu sorotan utama adalah pengumuman suku bunga The Fed (FFR) pada 31 Juli 2025 waktu Indonesia.

Konsensus memperkirakan suku bunga tetap di kisaran 4,25%–4,50% dengan probabilitas mencapai 95,9%, meningkat dari sekitar 79% pada akhir Juni lalu. Kenaikan ini didorong oleh data tenaga kerja AS yang kuat.

Amerika Serikat juga akan merilis data inflasi PCE untuk Juli. Konsensus memperkirakan Core PCE akan naik ke 0,3%, dibanding 0,2% pada Juni. Proyeksi ini selaras dengan data tenaga kerja AS yang solid, seperti penurunan tingkat pengangguran ke 4,1%, penurunan klaim pengangguran, serta kenaikan Job Openings dan Non Farm Payrolls ke 147.000.

Namun demikian, aktivitas manufaktur AS masih berada di zona kontraksi, dengan ISM Manufacturing PMI diperkirakan di 49,6. Sementara itu, China diproyeksikan tetap ekspansif dengan Caixin Manufacturing PMI di angka 50,3, sedangkan Indonesia diperkirakan masih dalam fase kontraksi. Data inflasi dalam negeri juga menjadi perhatian, dengan proyeksi naik 2,1% pada Juli menurut TEForecast.

Baca Juga: Saham Emiten Haji Isam (PGUN) Dipantau Ketat BEI, Ada Apa?

“Jika melihat secara teknikal analisis, ada potensi IHSG akan bergerak bullish karena konsisten bergerak di atas MA5, namun terbatas dengan rentang support di 7400 dan resistance 7700. Hal ini ditengarai oleh adanya kemungkinan pembelian yang telah jenuh,” ujar Imam.

Ia juga menambahkan bahwa IHSG kini menyentuh level eksternal ratio Fibonacci 1,618, yang menjadi sinyal bahwa reli cukup tinggi sudah terjadi. Selain itu, pasar juga akan mencermati rilis laporan keuangan bank-bank besar lain menyusul BNI, sehingga kemungkinan investor cenderung wait and see.

Rekomendasi IPOT untuk Pekan Ini:

ASRI (Buy on Pullback, Entry 149–150, TP 160, SL <146)

Alam Sutera akan meluncurkan tiga proyek baru, didukung kebijakan PPN DTP dan pemangkasan suku bunga BI 25 bps. Secara teknikal, ASRI menunjukkan pola Cup and Handle dan volume yang meningkat.

BRPT (Buy, Entry 2.480, TP 2.640, SL <2.400)

Saham Barito Pacific mencatatkan net buy tertinggi, bergerak dalam tren naik kuat dengan potensi membentuk primary movement baru, disertai bullish candle dan lonjakan volume.

Baca Juga: Aksi Berlanjut, Komisaris Chandra Daya Borong Rp4,46 Miliar Saham CDIA

WIFI (Buy on Breakout, Entry 2.870, TP 3.040, SL <2.790)

Lewat anak usahanya JIA, WIFI mengakuisisi GPI (Flynet/Bali Internet). Sahamnya menunjukkan pola bullish flag dengan tren naik dan akumulasi volume tinggi.

R0091 (Buy di IPOT Bond)

Obligasi pemerintah ini menjadi pilihan menarik setelah BI memangkas suku bunga. FR0091 memiliki kupon 6,375% per tahun dan jatuh tempo pada 15 April 2032.

Dengan dinamika global dan domestik yang terus bergulir, IPOT menekankan pentingnya strategi investasi berbasis analisis teknikal dan fundamental. IPOT juga terus berinovasi menjadi platform Wealth Creation yang inklusif, kolaboratif, dan responsif terhadap kebutuhan investor Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: