Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jadi Ingat Pada 2004, Wang Chuanfu Pernah Ditolak Tawarkan BYD ke Dealer dan Dibilang 'Mobil ini Enggak Punya Harapan'

Jadi Ingat Pada 2004, Wang Chuanfu Pernah Ditolak Tawarkan BYD ke Dealer dan Dibilang 'Mobil ini Enggak Punya Harapan' Kredit Foto: Wikipedia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada Juni, BYD Shenzhen, kapal pengangkut mobil terbesar kedua di dunia dari jenisnya, berlayar dari China menuju Eropa dengan mengangkut 6.817 unit kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV).

Ini menandai pergeseran signifikan di pasar otomotif terbesar dunia yang sebelumnya didominasi oleh merek-merek Eropa.

Dua pekan kemudian, produsen mobil China BYD mencapai angka produksi signifikan dengan meluncurkan unit NEV-nya yang ke-13 juta. Menurut data resmi, pada 2024 saja, negara itu memproduksi dan menjual lebih dari 12 juta NEV.

Disitat dari Xinhua, transformasi China dari negara pemula dalam industri otomotif hingga menjadi kekuatan besar di sektor kendaraan listrik (electric vehicle/EV) telah berlangsung selama puluhan tahun.

Pada 1985, produsen mobil Jerman Volkswagen mendirikan perusahaan patungan otomotif pertama antara China dan pihak asing dengan SAIC Motor di Shanghai. Model Santana-nya berhasil mencatat penjualan 10.000 unit dalam dua tahun.

Mobil-mobil Eropa pernah menjadi tolok ukur bagi produsen mobil China, dan ini menjadi sebuah kenyataan yang dirasakan langsung oleh BYD.

Pada awal 2004, BYD yang saat itu masih dikenal sebagai produsen baterai mendapati prototipe pertamanya, yang berkode nama 316, secara terang-terangan ditolak oleh dealer karena dianggap "tidak punya harapan" setelah melewati peninjauan.

Kegagalan tersebut mendorong perusahaan itu untuk mengadopsi strategi pembelajaran yang agresif.

"Kami membeli dan melakukan rekayasa balik (reverse engineering) terhadap puluhan mobil terkemuka di pasar untuk mempelajari bagaimana model-model sukses tersebut dirancang," kenang Chairman BYD Wang Chuanfu.

Sebagai pendatang baru di industri otomotif, perusahaan tersebut mengadopsi pendekatan "dua arah", yakni belajar memproduksi kendaraan berbahan bakar bensin dan secara bersamaan mengembangkan teknologi EV.

Fokus ini mendorong China menuju garis depan revolusi EV. Negara itu telah membangun rantai industri yang lengkap, mencakup kendaraan, baterai, sistem kontrol motor listrik, teknologi kemudi otonomos, kokpit pintar, infrastruktur pengisian daya, dan aftermarket otomotif. Ekosistem ini menawarkan "solusi China" untuk pengembangan otomotif global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: