Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Amerika Serikat (AS) Diancam Resesi, Harga Bitcoin Konsolidasi di US$114.000-US$115.000

Amerika Serikat (AS) Diancam Resesi, Harga Bitcoin Konsolidasi di US$114.000-US$115.000 Kredit Foto: Unsplash/Andre Francois Mckenzie
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga bitcoin kembali mengalami konsolidasi menyusul lemahnya data pekerjaan di Amerika Serikat (AS). Hal tersebut telah memicu kekhawatiran resesi dalam negara yang merupakan salah satu ekonomi terbesar dunia.

Dilansir Selasa (5/8), harga bitcoin sempat tertekan hingga mendekati US$112.000. Untungnya, ia berhasil pulih dan terakhir diperdagangkan dalam kisaran US$114.000-US$115.000.

Baca Juga: Ternyata Trump Media Serok Bitcoin Rp32 Triliun, Bidik Dominasi Kripto

Kondisi ini menempatkan bitcoin pada level yang dianggap sebagai titik masuk dengan risiko-keuntungan yang menarik bagi para trader. Pemulihan harga juga mengindikasikan bahwa sebagian investor mungkin telah memanfaatkan momentum untuk kembali mengikuti reli pasar.

Kepala Analis Bitget, Ryan Lee mengatakan bahwa harga bitcoin pada pekan ini diperkirakan akan bergerak stabil dalam kisaran US$112.000 - US$118.000.

Ia menyebutkan bahwa konsolidasi ini didukung oleh dukungan teknikal yang kuat, arus masuk dari produk exchange-traded funds kripto, dan minat yang terus tumbuh dari investor institusional.

"Adopsi ethereum yang meningkat dan aktivitas on-chain yang positif dapat mendorong kinerjanya, tetapi dominasi Bitcoin kemungkinan akan membatasi lonjakan altcoin secara signifikan kecuali sentimen pasar secara keseluruhan benar-benar kembali ke mode risk-on," ujar Lee.

Bitcoin saat ini juga semakin dipandang sebagai aset berisiko dengan volatilitas tinggi, namun tetap mengikuti tren pasar saham global secara umum.

Baca Juga: Negara Ini Resmi Larang Kripto Bitcoin Cs: Kepemilikan, Perdagangan, hingga Mining Kini Ilegal

Tren ini menunjukkan bahwa pasar kripto masih sangat dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi global dan perilaku investor terhadap risiko.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: