Kredit Foto: Biro Pers, Sekretariat Presiden
Kinerja ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 menunjukkan hasil yang mengejutkan, dengan pertumbuhan tahunan (*y-o-y*) mencapai 5,12%, melampaui capaian kuartal I 2025 sebesar 4,87%. Seperti yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, angka ini jauh lebih tinggi dari perkiraan pelaku pasar yang hanya memproyeksikan pertumbuhan maksimal 4,50%.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memberikan apresiasi atas upaya pemerintah yang berhasil mendorong pertumbuhan lebih kuat dibanding periode sebelumnya.
Secara kuartalan (*q-t-q*), ekonomi Indonesia juga menunjukkan pemulihan signifikan dengan pertumbuhan 4,04% pada kuartal II 2025. Pencapaian ini menjadi kabar baik setelah sebelumnya kuartal I 2025 mengalami kontraksi sebesar -0,98% terhadap kuartal IV 2024.
Baca Juga: Kadin DKI Jakarta Dukung Investasi Sapi Perah dan Pasokan Susu Pasteurisasi untuk Program MBG
Dengan demikian, Indonesia berhasil menghindari technical recession (resesi teknikal), yaitu kondisi ketika pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut secara kuartalan, meskipun pertumbuhan tahunan tetap positif.
"Kadin mengapresiasi kerja keras pemerintah yang sudah membuahkan hasil. Capaian ini sekaligus memberikan optimisme kepada para pelaku bisnis. Ini kado istimewa kepada seluruh rakyat bangsa Indonesia menjelang HUT kemerdekaan Indonesia ke-80, 17 Agustus 2025," ungkap Ketua Umum (Ketum) Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie di Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Sebagaimana disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I-2025 tercatat sebesar 4,99%. Pencapaian itu ditopang pertumbuhan ekonomi kuartal I sebanyak 4,87% dan pertumbuhan ekonomi kuartal II sebanyak 5,12%. Meski lebih rendah dari semester I 2024 yang mencapai 5,08%, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 sudah cukup bagus dan memberikan optimisme kepada para pelaku bisnis.
Anin menyebutkan sejumlah langkah yang ditempuh pemerintah, sehingga pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 lebih baik dari periode sebelumnya. Pertama, pemerintah mulai melonggarkan pengetatan belanja. Pada kuartal I 2025, pertumbuhan belanja pemerintah, *y-o-y*, kontraksi sekitar -2,9%. Namun, pada kuartal II 2025, ada pelonggaran bertahap, sehingga kontraksi hanya -0,33%.
Kedua, demikian Anin, kegiatan investasi sudah mulai menunjukkan hasil. Laju pertumbuhan investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) meningkat 6,99%, jauh di atas pertumbuhan ekonomi. Pada kuartal I 2025, investasi, *y-o-y*, hanya bertumbuh 2,12%. "Ini adalah hasil keras pemerintah dalam menarik investasi dan mempermudah doing business," jelas Ketum Kadin.
Ketiga, konsumsi rumah tangga, *y-o-y*, bertumbuh 2,64%, sedang kuartal sebelumnya -4,89%. Kondisi ini cukup memberikan harapan. Konsumsi masyarakat mulai bertumbuh meski di bawah pertumbuhan ekonomi.
Keempat, walau ada masalah tarif resiprokal yang diputuskan Presiden AS Donald Trump, ekspor barang dan jasa kuartal I 2025, *y-o-y*, bertumbuh 2,43%, meningkat jauh dibanding periode sebelumnya yang bertumbuh -6,78%. "Seperti investasi, pemerintah memberikan perhatian besar pada upaya meningkat ekspor, khususnya mencari pasar baru dan dengan elegan menegosiasi tarif dan hambatan nontarif dengan mitra dagang lama," kata Anin.
Kelima, industri manufaktur menjadi mesin pertumbuhan. Pada kuartal II, sektor industri manufaktur bertumbuh 5,88%, di atas laju pertumbuhan ekonomi dan memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan. Pertumbuhan industri manufaktur kuartal I 2025, *y-o-y*, sebesar 4,5%, di bawah pertumbuhan ekonomi 4,87%. Kontribusi industri manufaktur kuartal II 2025 terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 sebesar 1,13%. Sedangkan pada periode sebelumnya, kontribusi industri manufaktur terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 hanya 0,93%.
Keenam, sejumlah program quick win pemerintah sudah mulai membuahkan hasil. Meski baru dimulai, program kerja pemerintah sudah memberikan dampak dalam mengangkat daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Melihat sejumlah program kerja pemerintah, termasuk quick win program, kata Anin, Kadin optimistis bahwa ekonomi Indonesia akan bertumbuh perlahan menuju 8%. Presiden Prabowo Subianto sudah menggulirkan sejumlah program besar dan masif, yakni program Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Desa/Kelurahan Merah-Putih, Klinik Gotong Royong untuk pemeriksaan kesehatan gratis, Pembangunan Tiga Juta Rumah, termasuk lewat renovasi rumah tak layak huni, dan program Pengiriman Pekerja Migran, dan perluasan kredit usaha rakyat (KUR).
Menanggapi berbagai kebijakan dan program kerja pemerintah, termasuk inisiatif quick win, Anin menyatakan keyakinannya bahwa perekonomian nasional akan terus menguat dan secara bertahap menuju pertumbuhan 8%. Optimisme ini didorong oleh langkah-langkah besar Presiden Prabowo Subianto, seperti:
-
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
-
Koperasi Desa/Kelurahan Merah-Putih guna memperkuat ekonomi kerakyatan.
-
Klinik Gotong Royong yang menyediakan layanan kesehatan gratis.
-
Pembangunan Tiga Juta Rumah, termasuk renovasi rumah tidak layak huni.
-
Pengiriman Pekerja Migran dan perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mendorong UMKM.
Presiden, kata Anin, juga fokus pada penguatan sektor strategis seperti pertanian, industri, dan energi melalui program ketahanan pangan, hilirisasi, industrialisasi, dan kemandirian energi. Dengan pendekatan Indonesia Incorporated dan semangat gotong royong, Kadin yakin ekonomi Indonesia akan terus tumbuh secara berkelanjutan.
Sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap visi besar dan program quick win Presiden serta mendorong laju pertumbuhan ekonomi hingga 8%, Kadin akan menggelar retret empat hari pada 7-10 Agustus 2025 di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah.
"Dengan retret, diharapkan, Kadin sebagai mitra pemerintah, melahirkan pengusaha pejuang berwawasan kebangsaan dan global serta hati nurani untuk mewujudkan keadilan sosial," pungkas Anin.
Forum ini diharapkan dapat menghasilkan strategi konkret untuk memperkuat sinergi antara dunia usaha dan kebijakan pemerintah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement