Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PPATK Ungkap 78.000 Penerima Bansos Masih Main Judol

PPATK Ungkap 78.000 Penerima Bansos Masih Main Judol Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan ada sebanyak 78.000 penerima bantuan sosial (bansos) teridentifikasi masih aktif bermain judi online (judol). 

“Kami menemukan bahwa lebih dari 78.000 penerima bansos pada semester pertama tahun 2025 masih bermain judol,” ujar Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana dalam keterangan pers di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Kamis (7/8/2025).

PPATK melakukan pencocokan data berdasarkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang diperoleh dari Kementerian Sosial (Kemensos). Dari sekitar 10 juta rekening yang dianalisis, hanya 8.389.624 yang valid sebagai penerima bansos. Sisanya, 1,7 juta rekening tidak teridentifikasi sebagai penerima sah.

Baca Juga: PPATK Bongkar 27.932 Pegawai BUMN Terima Bansos

Menurut Ivan, temuan ini merupakan bagian dari upaya PPATK mendukung Kemensos dalam penyaluran bansos yang lebih akurat dan tepat sasaran. Ia menegaskan bahwa pihaknya terus mengembangkan data dan melakukan pendalaman terhadap profil penerima yang mencurigakan.

“Contohnya, kami temukan sekitar 60 orang yang memiliki saldo rekening di atas Rp50 juta, tetapi masih menerima bansos,” ungkapnya.

Baca Juga: Judi Online Masih Marak, Meutya Gandeng PPATK Blokir Rekening

Selain pemain judol, PPATK juga menemukan ribuan penerima bansos dengan status pekerjaan yang dinilai tidak layak menerima bantuan negara. Di antaranya, 27.932 orang tercatat sebagai pegawai BUMN, 7.479 sebagai dokter, dan lebih dari 6.000 orang berstatus eksekutif atau manajerial.

“Status mereka menurut kami perlu didalami lebih lanjut oleh Kemensos dalam konteks ground checking, apakah memang masih layak menerima bansos atau tidak,” tambah Ivan.

PPATK berkomitmen mendukung pemerintah dalam memastikan bansos tersalurkan secara adil dan tepat sasaran. “Apa yang kami lakukan saat ini adalah membantu Bapak Mensos dan jajarannya untuk membuktikan bahwa Kemensos benar-benar serius dalam menangani data ini,” tutup Ivan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: