Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Patra Niaga Ubah Limbah Makanan Jadi Pakan Bebek, Dukung Ketahanan Pangan Maros

Pertamina Patra Niaga Ubah Limbah Makanan Jadi Pakan Bebek, Dukung Ketahanan Pangan Maros Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komitmen PT Pertamina Patra Niaga dalam menjaga keberlanjutan dan memperkuat ketahanan pangan lokal kembali terwujud lewat inovasi pengelolaan limbah yang memberi dampak nyata bagi masyarakat.

 Melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Hasanuddin, Pertamina Patra Niaga berkolaborasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) menghadirkan program pemanfaatan limbah makanan dari Program Makan Bergizi Gratis sebagai pakan alternatif bagi peternakan warga.

Inisiatif ini menjadi bagian dari pembangunan ekonomi sirkular berbasis komunitas yang berpadu dengan pemberdayaan masyarakat secara langsung.

Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Rayakan HKAN 2025 dengan Aksi Nyata Lestarikan Alam Nusantara

Kini, limbah organik dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) tak lagi berakhir mencemari lingkungan. Sebanyak tiga SPPG Mandai Bontoa 1, Mandai Bontoa 2, dan Biringkanaya Bakung 1 telah bergabung dalam pengelolaan limbah tersebut. 

Setiap hari, antara 100 hingga 150 kilogram limbah dapur dipilah, ditimbang, dan diangkut secara profesional oleh tim Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Baji Mangngai menuju peternakan bebek milik Kelompok Laleng Kassie di Dusun Tamarunang, Desa Baji Mangngai, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros.

Kelompok peternak yang telah bermitra dengan Pertamina Patra Niaga sejak 2021 ini mendapatkan pendampingan intensif melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

 Berkat pendampingan tersebut, mereka kini menjadi contoh sukses penerapan limbah organik sebagai sumber pakan berkelanjutan yang tidak hanya mengurangi beban lingkungan, tetapi juga menguatkan ekonomi peternakan masyarakat.

“Hal ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk mendukung program Makan Siang Bergizi Gratis, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional. Melalui inisiatif ini, kami menghadirkan solusi berkelanjutan yang tidak hanya mengurangi limbah organik, tetapi juga mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasional kami,” ungkap Andreas Yanuar Arinawan, Aviation Fuel Terminal Manager Hasanuddin.

Sejak program ini berjalan, Kelompok Laleng Kassie mampu memproduksi ratusan butir telur bebek segar setiap minggu secara konsisten. Tak hanya berhenti pada produksi telur konsumsi, kelompok ini juga telah berhasil melakukan diversifikasi produk dengan mengolah telur menjadi telur asin berkualitas tinggi. Produk olahan ini memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dan masa simpan yang lebih lama, sehingga turut meningkatkan pendapatan kelompok secara signifikan.

Ketua Kelompok Laleng Kassie, Maryama, menyampaikan perkembangan dan manfaat yang telah didapat masyarakat semenjak berlangsungnya program. 

“Program ini sangat bermanfaat bagi kami, terutama dalam mendukung keberlangsungan usaha peternakan yang kami kelola bersama masyarakat. Pemanfaatan limbah makanan dari Program Makan Bergizi Gratis ini benar-benar membantu kami menekan biaya operasional, terutama biaya pakan yang selama ini menjadi pengeluaran terbesar,” ujar Maryama.

Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Targetkan Optimalisasi 30 SPBG untuk Perkuat Ketersediaan CNG

Lebih lanjut, sebagian limbah makanan yang tidak langsung digunakan sebagai pakan bebek juga dimanfaatkan untuk budidaya maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF). Maggot merupakan sumber protein ternak berkualitas tinggi, alami, dan ramah lingkungan. Larva ini digunakan sebagai pakan tambahan untuk mendukung pertumbuhan bebek, sekaligus meningkatkan efisiensi biaya dan produktivitas. Inisiatif ini tidak hanya memperkecil jejak lingkungan, tetapi juga membuka peluang usaha baru di desa.

Area Manager Communication, Relation, & CSR Sulawesi, Tengku Muhammad Rum, menyampaikan bahwa Program ini menjadi bagian dari strategi CSR Pertamina Patra Niaga yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui optimalisasi sumber daya lokal.

“Pendekatan ini memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) khususnya SDG 2 Tanpa Kelaparan dan SDG 12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.” Ujar Rum.

Ke depan, program pengelolaan limbah makanan menjadi pakan ini diharapkan dapat direplikasi di berbagai daerah lain di Indonesia, sebagai solusi cerdas yang menggabungkan pengurangan limbah, pemberdayaan masyarakat, dan penguatan ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: