Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Astra Telah Realisasikan Capex Rp8,8 Triliun dalam Enam Bulan

Astra Telah Realisasikan Capex Rp8,8 Triliun dalam Enam Bulan Kredit Foto: Astra Internasional
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Astra International Tbk. (ASII) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp8,8 triliun pada semester I-2025 atau 35,2% dari total Rp25 triliun yang dianggarkan tahun ini. Dana tersebut diarahkan tidak hanya untuk memperkuat bisnis inti, tetapi juga diversifikasi ke sektor masa depan.

Wakil Presiden Direktur Astra, Rudy, mengatakan sebagian besar capex dialokasikan untuk pembelian alat berat di bisnis kontraktor pertambangan. Selain itu, dana digunakan untuk replanting dan spot maintenance di PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), pembelian mesin produksi di PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO), serta renovasi dan pembelian lahan baru di bisnis otomotif OLX.

“Realisasi belanja modal Astra sampai semester I-2025 itu sebesar Rp8,8 triliun, terutama dipakai untuk pembelian alat berat untuk bisnis kontraktor pertambangan,” ujar Rudy dalam Public Expose ASII yang digelar secara daring, Rabu (27/8/2025).

Baca Juga: Bos Astra Buka-bukaan Soal Keputusan Astra Lakukan Akusisi!

Astra juga memperluas portofolio melalui transisi energi dengan diversifikasi ke pertambangan non-batubara. Perseroan mengakuisisi PT Stargate Pacific Resources dan Nickel Industries Limited di sektor nikel sebagai langkah strategis menghadapi era kendaraan listrik.

Head of Corporate Investor Relations Astra, Tira Ardianti, menambahkan bahwa capex diarahkan untuk investasi strategis di kesehatan, digital, logistik, dan energi hijau. 

“Capex Astra diarahkan untuk mendukung transformasi bisnis ke arah digital, kesehatan, dan energi hijau yang kami lihat sebagai pilar pertumbuhan jangka panjang,” ujarnya.

Di sektor kesehatan, Astra menambah kepemilikan saham di PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) serta memperkuat investasi di RS Hermina dan platform kesehatan digital Halodoc. Sementara di bidang digital, AstraPay telah memiliki 2,7 juta pelanggan dengan uptime 99%. Selain itu, OLX Mobile menggandeng Toyota Motor Asia dengan pendanaan USD 120 juta untuk memperkuat bisnis mobil bekas.

Melalui anak usaha United Tractors (UNTR), Astra juga meningkatkan kepemilikan di PT Supreme Energy Rantau Dedap hingga 40,4% guna memperkuat posisi di energi panas bumi. Di sektor logistik, Astra resmi mengakuisisi 83,7% saham PT Mega Manunggal Properti Tbk. (MMLP), pengembang gudang modern yang tengah tumbuh seiring ekspansi e-commerce.

Presiden Direktur Astra, Djoni Bunarto Tjondro, menegaskan alokasi capex dilakukan dengan disiplin untuk menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi pemegang saham. 

“Kami berinvestasi secara disiplin agar setiap alokasi capex memberikan nilai tambah berkelanjutan, sekaligus memastikan Astra tetap relevan di era transformasi industri,” ujarnya.

Baca Juga: Laba Bersih Astra Turun 4% di Semester I-2025, Meski Pendapatan Tumbuh 2%

Direktur Keuangan Astra, Gidion Hasan, menambahkan strategi capex tahun ini mengombinasikan pertumbuhan organik dengan peluang akuisisi.

“Kami melihat ke depan dengan portofolio yang lebih seimbang antara bisnis konvensional, digital, kesehatan, dan energi hijau,” katanya.

Sebagai informasi, ASII mencatatkan laba bersih turun 2,15% menjadi Rp15,51 triliun pada semester I-2025. Presiden Direktur Djony Bunarto Tjondro menyebut stabilnya harga komoditas dan lesunya pasar mobil domestik menjadi penyebab utama penurunan laba. Meski begitu, perseroan tetap optimistis mempertahankan kinerja berkat portofolio bisnis yang terdiversifikasi.

Beberapa lini usaha masih mencatatkan pertumbuhan. PT Astra Otoparts membukukan kenaikan laba 11% menjadi Rp751 miliar, sementara penjualan mobil bekas lewat OLXmobbi melonjak 26% menjadi 15 ribu unit.

Divisi finansial ASII mencatatkan kenaikan laba 6% menjadi Rp4,4 triliun, didorong pembiayaan konsumer dan perbaikan kualitas kredit. Kontribusi divisi agribisnis naik 40% menjadi Rp559 miliar berkat kenaikan harga CPO melalui Astra Agro Lestari.

Di segmen infrastruktur, laba bersih naik 38% menjadi Rp636 miliar seiring peningkatan volume lalu lintas dan tarif jalan tol. Astra mengelola delapan jalan tol sepanjang 396 km dengan pendapatan harian rata-rata Rp20,4 miliar, tumbuh 8%.

Divisi properti juga mencatatkan kenaikan laba 17% menjadi Rp110 miliar, ditopang akuisisi aset gudang industri dan peningkatan hunian Menara Astra.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: