Kredit Foto: Uswah Hasanah
PT Astra International Tbk (ASII) mempertegas arah ekspansi bisnisnya di luar sektor inti otomotif dan jasa keuangan. Perseroan gencar melakukan akuisisi strategis, memperluas kolaborasi dengan mitra global, hingga masuk lebih dalam ke sektor energi terbarukan untuk menjaga pertumbuhan jangka panjang.
Head of Corporate Investor Relations Astra, Tira Ardianti, menyebutkan sejumlah langkah penting yang telah ditempuh tahun ini. Salah satunya, akuisisi 83,7% saham PT Mega Manunggal Properti Tbk (MMLP), yang memperluas portofolio Astra ke bisnis pergudangan dan logistik. Langkah ini dianggap sejalan dengan tren pertumbuhan e-commerce dan kebutuhan rantai pasok modern di Indonesia.
“Investasi di MMLP merupakan bagian dari strategi diversifikasi kami untuk menangkap peluang baru di sektor properti logistik, terutama mengingat perubahan gaya hidup konsumen yang mendorong pertumbuhan bisnis e-commerce dan FMCG,” ujar Tira, dalam paparan publik, Rabu (27/8/2025),
Baca Juga: Laba Bersih Astra Turun 4% di Semester I-2025, Meski Pendapatan Tumbuh 2%
Selain itu, Astra juga memperkuat kolaborasi dengan mitra global. Toyota Motor Asia baru-baru ini mengucurkan investasi sebesar USD 120 juta untuk mengambil 40% saham Astra Digital Mobil, yang menaungi bisnis mobil bekas OLX Mobi. Kerja sama ini diharapkan memperluas layanan mobil bekas, pembiayaan, hingga layanan purna jual dalam ekosistem otomotif Astra.
Tidak hanya itu, United Tractors, anak usaha Astra di bidang alat berat, menambah kepemilikan di PT Supreme Energy Rantau Dedap menjadi 40,4%. Aksi korporasi ini menegaskan komitmen Astra dalam transisi energi, khususnya pengembangan energi panas bumi.
Selain panas bumi, perseroan juga memperluas investasi pada tambang nikel lewat Stargate dan Nickel Industries Ltd, yang dinilai penting sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.
Presiden Direktur Astra, Djoni Bunarto Tjondro, menegaskan perseroan saat ini tengah melakukan strategic review atas portofolio bisnis. Menurutnya, strategi ini dilakukan agar Astra tetap relevan dan mampu menghasilkan total shareholder return (TSR) berkelanjutan.
“Diversifikasi bisnis adalah kunci ketahanan Astra di tengah dinamika industri. Kami ingin memastikan setiap lini usaha memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang sekaligus memberikan kontribusi optimal bagi pemegang saham,” kata Djoni.
Baca Juga: Penjualan Mobil Juli 2025 Anjlok 18,4%, Pangsa Pasar Astra Turun
Penguatan strategi korporasi ini turut melengkapi langkah Astra dalam mengembangkan bisnis kesehatan dan digital. Melalui investasi di Halodoc, RS Hermina, dan RS Harto, Astra mulai menjajaki sektor kesehatan sebagai salah satu fokus baru. Di bidang digital, AstraPay telah menggaet 2,7 juta pelanggan dengan tingkat uptime 99%, menjadi bagian dari upaya memperluas ekosistem layanan digital grup.
Dengan serangkaian strategi tersebut, manajemen Astra optimistis dapat menjaga daya tahan bisnis sekaligus membuka ruang pertumbuhan baru.
“Kami melihat ke depan dengan pendekatan portofolio yang lebih seimbang antara bisnis konvensional, digital, dan energi terbarukan,” ujar Direktur Keuangan Astra, Gidion Hasan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement