Kredit Foto: Sufri Yuliardi
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menegaskan kinerja keuangan perseroan tetap terjaga meski sahamnya merosot hampir 19% sejak awal tahun. Hingga Kamis (11/9/2025), saham BBCA tercatat turun 18,86% year to date dan anjlok 11,30% dalam sepekan terakhir.
Direktur BCA John Kosasih menyatakan kondisi pasar masih volatil dengan tekanan jual dari investor asing. Data mencatat, sepanjang tahun asing melepas saham BBCA senilai Rp465,6 miliar, sementara dalam sepekan terakhir mencapai Rp4,4 triliun.
“Meskipun pasar berfluktuasi, fundamental BCA tetap solid. Neraca keuangan, likuiditas, dan permodalan berada pada tingkat memadai untuk mendukung kebutuhan bisnis ke depan,” ujarnya dalam Public Expose 2025 yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca Juga: BCA (BBCA) Buka Suara Soal Dugaan Pembobolan RDN Sekuritas
John menambahkan kualitas aset BCA masih sehat, tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) di level 2,2% dan Loan at Risk (LAR) 5,7%, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Profitabilitas perseroan juga terus tumbuh positif hingga semester I-2025.
Corporate Secretary BCA I Ketut Alam Wangsawijaya menambahkan volatilitas pasar dimanfaatkan investor domestik untuk menambah kepemilikan saham.
“Ada pergeseran kepemilikan dari asing ke domestik, dan itu wajar dalam dinamika pasar,” katanya.
Dari sisi keuangan, BCA membukukan laba bersih Rp29 triliun pada semester I-2025, naik 8% dibandingkan Rp26,9 triliun pada periode sama tahun lalu. Pertumbuhan laba ditopang oleh penyaluran kredit yang meningkat 12,9% menjadi Rp959 triliun.
Presiden Direktur BCA Hendra Lembong menjelaskan, seluruh segmen kredit mencatat pertumbuhan positif, terutama segmen korporasi yang naik 16,1% menjadi Rp451,8 triliun. Kredit UKM tumbuh 11,1% menjadi Rp127 triliun, sedangkan kredit konsumer naik 7,6% menjadi Rp226,4 triliun.
Baca Juga: Bakti BCA Luncurkan Video Gen Z Bergerak: Bakti untuk Indonesia, Ada Niscap dan Happy Salma
Di sisi lain, BCA juga mengungkap rencana pembagian dividen. John Kosasih mengatakan kebijakan dividen mempertimbangkan kebutuhan permodalan, penyaluran kredit, hingga rasio kecukupan modal. Dividend payout ratio saat ini mencapai 68%.
“Kami harapkan rasio yang relatif tinggi ini dapat terus dipertahankan. Secara historis, dividen BCA terus meningkat dari tahun ke tahun,” jelasnya.
Pada tahun buku 2024, BCA membagikan dividen Rp37 triliun atau Rp300 per saham, setara 67,4% dari laba bersih Rp54,8 triliun. Dividen interim Rp50 per saham telah dibayarkan pada Desember 2024, dan sisanya Rp250 per saham diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Maret 2025.
Selain itu, BCA menyalurkan kredit ke sektor berkelanjutan senilai Rp239,7 triliun per Juni 2025, naik 21,1% secara tahunan. Penyaluran tersebut setara 24,9% dari total portofolio pembiayaan, termasuk Rp3,2 triliun untuk kendaraan listrik, sebagai bagian dari komitmen perseroan pada prinsip ESG.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement