Kredit Foto: Istimewa
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Dirjen Diksi PKPLK), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Tatang Muttaqin, mengungakpkan penuntasan buta aksara di Indonesia telah menjadi bagian penting dari perjalanan panjang pendidikan di Indonesia.
Dirinya mengatakan pemerintah didukung oleh satuan pendidikan dan komunitas literasi yang ada di seluruh Indonesia terus melakukan penuntasan buta aksara.
Proses tersebut berjalan dengan baik, terbukti dengan data Angka Penurunan Buta Aksara Absolut 5 Tahun terakhir (2020—2024) yang bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, dan Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikdasmen tahun 2025.
Ini disampaikan Tatang dalam agenda Lokakarya Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal serta Penyampaian Terbatas (Soft Launching) Hari Aksara Internasional (HAI) 2025 yang diselenggarakan Direktorat Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal di Serpong, Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu.
“Penurunan angka buta aksara tiap tahun turun cukup signifikan. Lima tahun terakhir, Angka Buta Aksara pada Penduduk Rentang Usia 15—59 Tahun secara nasional dari 1,71% di tahun 2020 menjadi 0,92% di tahun 2024,” terang Tatang di hadapan puluhan perwakilan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), dan pegiat literasi yang hadir dalam agenda, dikutip dari siaran pers Kemendikdasmen, Jumat (12/9).
Menurutnya, dibutuhkan kolaborasi lebih erat antara Kemendikdasmen dengan pemangku kepentingan dan ekosistem pendidikan, baik itu satuan pendidikan formal dan nonformal, taman bacaan masyarakat, dan pegiat literasi untuk menyusun strategi penyelarasan antar program layanan pendidikan nonformal dan pendidikan informal yang terintegrasi.
“Penuntasan buta aksara menjadi pekerjaan rumah bersama untuk mencapai target Indonesia bebas buta aksara. Semua harus terus bergerak mengajak masyarakat melek baca dan sadar akan pentingnya literasi. Persoalan buta aksara dan literasi harus kita intervensi dengan baik dengan kolaborasi bersama,” tegas Tatang.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal (PNFI), Baharudin, mengungkapkan bahwa tahun ini Direktorat PNFI telah menyusun strategi intervensi dan menghadirkan program kolaborasi untuk mendukung program penuntasan buta aksara dan melek literasi.
Beberapa prioritas intervensi dalam tahapan terkini yang dilakukan mulai dari dukungan Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Keaksaraan 2025, BOP Pemberdayaan Remaja dan Perempuan Dewasa 2025, mendukung peran mitra dan relawan, serta Revitalisasi SPNF dan Digitalisasi Pembelajaran yang menjadi program prioritas Kemendikdasmen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement