Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aksi Demonstrasi Pekerja Berujung Rusuh, Presiden Ekuador Umumkan Keadaan Darurat

Aksi Demonstrasi Pekerja Berujung Rusuh, Presiden Ekuador Umumkan Keadaan Darurat Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Ekuador Daniel Noboa mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari di tujuh provinsi pada Selasa (16/9), dengan alasan "kerusuhan yang serius" setelah serikat pekerja transportasi menggelar aksi mogok kerja terkait kenaikan harga solar.

Dekrit tersebut juga memberi wewenang kepada Angkatan Bersenjata dan Kepolisian Nasional Ekuador untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna menjaga ketertiban, mencegah kekerasan, dan melindungi warga, serta menjaga pergerakan bebas dan aktivitas ekonomi.

Aksi demonstrasi besar-besaran ini dipicu setelah pemerintahan Noboa mengumumkan pemotongan subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Ini adalah langkah efesiensi dari pemerintah yang melakukan reformasi penghematan yang telah dilakukan pemerintah sejak menerima pinjaman IMF sebesar $4,2 miliar awal tahun ini.

Setelah pemotongan tersebut, harga solar naik lebih dari dua kali lipat dan harga bensin naik hampir 30 persen.

Ada pula kebijakan tidak populer lainnya seperti pemotongan upah sebesar 20 persen untuk kontrak baru di sektor publik, persyaratan baru yang mewajibkan pegawai sektor publik untuk menyumbangkan upah satu hari kepada pemerintah setiap bulan, dan pengurangan hari libur bagi pegawai negeri dari 30 menjadi 15 hari setahun.

Pemotongan tersebut telah membuat marah warga Ekuador, di mana upah minimum hanya $394 per bulan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: