Hadir di Hari Bhakti Postel ke-80, Menkomdigi Meutya Sampaikan Pentingnya Pos dan Telekomunikasi bagi Bangsa
Kredit Foto: Kemkomdigi
Tidak sekadar urusan teknis, pos dan telekomunikasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian masyarakat Indonesia. Mulai dari pengiriman paket ke daerah terpencil hingga ketersediaan sinyal internet di pedesaan, sektor ini menyentuh langsung kehidupan rakyat.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menekankan hal tersebut ketika bertindak sebagai inspektur upacara dalam Peringatan Hari Bhakti Postel ke-78 di Kantor Pusat PT Pos Indonesia (Persero), Sabtu (27/9/2024).
Meutya menegaskan, layanan pos memiliki peran yang lebih mendalam daripada sekadar mengantarkan barang. Ia adalah perekat kehidupan bagi banyak orang; mulai dari pekerja migran yang mengirimkan uang untuk keluarga di kampung, pelaku usaha mikro yang berjualan secara daring, hingga anak sekolah di daerah pelosok yang membutuhkan buku pelajaran.
“Setiap paket yang bergerak membawa data, membawa harapan, membawa pesan, dan juga pola konsumsi masyarakat. Ini harus menjadi sebuah kebaikan dan kebermanfaatan bagi bangsa. Jika sektor ini tidak berdaulat, data tersebut bisa menjadi celah strategis yang bisa dimanfaatkan oleh pihak luar,” kata Meutya.
Meutya juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pemangku kepentingan sektor pos yang membuat Indonesia dipercaya sebagai anggota Council of Administration (CA) dan Postal Operations Council (POC) periode 2025–2029 pada Kongres Universal Postal Union (UPU) ke-28.
“Kesempatan ini harus kita manfaatkan untuk menjadi bagian dari ekosistem pos global dan ikut menentukan arah pos global, selain juga tentu menguatkan industri pos di dalam negeri,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Meutya juga menyinggung pentingnya telekomunikasi. Ia mengakui masih ada 2.333 desa yang belum memiliki koneksi internet, 2.017 desa yang belum mendapat layanan 4G, serta 316 desa berupa ladang non-pemukiman yang belum terhubung sama sekali.
“Hari ini perjuangan belum selesai. Mari kita teruskan perjuangan yang telah dilakukan Angkatan Muda Pos, Telegraf, dan Telepon (AMPTT) di tahun 1945,” tandasnya.
Menurut Meutya, setiap menara, kabel serat optik, hingga sinyal yang menjangkau desa, semua itu bukan sekadar infrastruktur, melainkan jembatan agar rakyat bisa lebih mudah belajar, berjualan, bekerja, dan bersuara.
“Setiap menara yang terbangun, setiap kabel serat optik yang dibentangkan, dan setiap desa yang berhasil terhubung dengan internet, adalah fondasi nyata menuju target 8 persen pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.
Ia menambahkan, infrastruktur telekomunikasi yang kuat adalah bagian dari pertahanan nasional sekaligus syarat agar anak muda di desa punya kesempatan yang sama dengan mereka yang hidup di kota.
Baca Juga: Meutya Hafid: Pidato Prabowo di PBB Sangat Berani
Mengutip tema Hari Bhakti Postel ke-80, Kolaborasi Percepat Digitalisasi, Meutya mengajak semua pihak untuk ikut mendukung program digitalisasi nasional.
“Hari Bhakti Postel akan selalu menjadi pengingat bahwa masa depan kita bentuk dengan tangan kita sendiri. Pos akan tetap menjadi jantung logistik bagi rakyat, telekomunikasi terus menjadi urat nadi digital bagi bangsa, dan bersama, keduanya, menjadi fondasi kedaulatan Indonesia yang kokoh,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Wamenkomdigi Nezar Patria, Plt. Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Haris, perwakilan lembaga penyiaran, operator telekomunikasi, perusahaan teknologi, media massa, asosiasi industri, serta perwakilan Korps Veteran Karyawan Postel/Legiun Veteran Republik Indonesia
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement