Pasar Otomotif Thailand Juga Lagi Lesu, Pihak Suzuki Minta Pemerintah Beri Kelonggaran Kredit
Kredit Foto: Ist
Manajer Umum Eksekutif Suzuki untuk Pemasaran Otomotif di Asia, Amerika Latin, dan Oseania, Masafumi Harano mengatakan bahwa perusahaannya ogah memproduksi mobil listrik murni atau battery electric vehicle (BEV)
Suzuki justru lebih tertarik menggembangkan mobil FCEV, kendaraan listrik sel bahan bakar menghasilkan listrik menggunakan sel bahan bakar bertenaga hidrogen, sementara HEV menggunakan mesin pembakaran internal dan baterai.
Suzuki berencana meluncurkan model mobil baru untuk merangsang permintaan di pasar Asia Tenggara, wilayah yang diproyeksikan mengalami pertumbuhan stagnan tahun ini, ujarnya.
Perusahaan mengaitkan kondisi pasar yang kurang menguntungkan dengan dampak perlambatan ekonomi global dan daya beli konsumen yang lemah di tengah persaingan yang semakin ketat antar perusahaan mobil.
"Faktor-faktor ini memengaruhi pasar mobil di kawasan ini, termasuk Thailand," kata Harano dikutip dari Bangkokpost.
Ia berharap pemerintah baru akan meluncurkan langkah-langkah stimulus untuk memperkuat daya beli Thailand.
Harano berharap bank dan perusahaan pembiayaan mobil akan melonggarkan persyaratan pinjaman agar memungkinkan lebih banyak penyaluran kredit otomotif.
Ia mengatakan pasar otomotif Thailand masih lesu karena calon pembeli kesulitan mengakses pinjaman, karena para bankir khawatir akan risiko kredit macet mengingat tingginya tingkat utang rumah tangga di negara tersebut.
Suzuki meluncurkan model kendaraan sport utility hybridnya Fronx kemarin, menargetkan penjualan sebanyak 8.000 unit di Thailand tahun ini, meningkat 41% dari tahun ke tahun dari 5.600 unit pada tahun 2024, kata Wallop Treererkngam, wakil presiden eksekutif Suzuki Motor Thailand.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement