Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cegah Sampah Bocor ke Laut, KKP Lakukan Ini

Cegah Sampah Bocor ke Laut, KKP Lakukan Ini Kredit Foto: Suara.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengambil langkah nyata dalam mencegah sampah bocor ke laut dan menciptakan laut yang sehat dan bebas melalui kolaborasi lintas sektor.

Kolaborasi tersebut dilakukan dengan mitra strategis konservasi Universitas Maritim Raja Ali Haji, Yayasan Jaga Mangkai, dan Yayasan Anambas sebagai motor penggerak.

Baca Juga: Disetujui DPR, RUU Kepariwisataan Akan Jadi Fondasi Penting Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan

Kolaborasi ini dilakukan dalam bentuk kegiatan Sosialisasi Pengendalian, Pemanfaatan, dan Aksi Pengurangan Sampah Pesisir, Pulau Kecil, dan Laut di Desa Keramut, salah satu desa di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas. 

Kegiatan ini digelar pada momen Bulan Bhakti Kelautan Perikanan dalam rangka HUT KKP ke-26 tahun, dan untuk memperingati World Clean Up Day.

“Persoalan sampah laut adalah tanggung jawab bersama. Melalui program Laut Sehat Bebas Sampah (Sebasah) , kami ingin membangun kesadaran kolektif masyarakat, dengan fokus pada pengelolaan sampah dari tiga sumber utama: sungai, pelabuhan, dan pesisir pulau kecil,” ujar Direktur Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP, Ahmad Aris, dikutip dari siaran pers KKP, Jumat (3/10).

Kegiatan ini menegaskan pentingnya pendekatan holistik dan kolaborasi multi pihak dalam mengatasi persoalan sampah laut. KKP menggandeng Universitas Maritim Raja Ali Haji, Yayasan Jaga Mangkai, serta Yayasan Anambas untuk bersama-sama membangun kesadaran masyarakat, mencegah kebocoran sampah dari hulu ke hilir, serta menciptakan ekosistem laut yang sehat dan lestari.

Fokus utama kegiatan ini adalah edukasi dan aksi nyata. Penyadartahuan diberikan kepada siswa, nelayan, dan ibu-ibu PKK mengenai bahaya sampah bagi biota laut, pemilahan dan pengurangan sampah, serta pemanfaatan limbah menjadi produk bernilai seperti bioplastik dari kulit mangrove. Masyarakat juga diajak melakukan aksi bersih di Desa Keramut dan Pulau Mangkai.

Dosen Universitas Maritim Raja Ali Haji, Try Febrianto, menekankan pentingnya menjaga laut sebagai warisan generasi. “Kami ingin masyarakat melihat laut bukan hanya sumber nafkah, tapi juga titipan yang harus dijaga. Inovasi seperti bioplastik dari limbah mangrove bisa menjadi pintu awal perubahan,” ujarnya.

Kepala Desa Keramut, Markos, menyampaikan apresiasi atas langkah KKP dan mitra yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Selama ini sampah menjadi persoalan yang sulit ditangani oleh masyarakat. “Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat merasa lebih berdaya, peduli, dan mampu memanfaatkan sampah menjadi bahan bernilai,” katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: