Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasar Keuangan Bangkit di Tahun Pertama Prabowo, Kapitalisasi Saham Capai Rp15.588 Triliun

Pasar Keuangan Bangkit di Tahun Pertama Prabowo, Kapitalisasi Saham Capai Rp15.588 Triliun Kredit Foto: Dok. BPMI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, pasar keuangan Indonesia memasuki fase baru yang ditandai dengan kebangkitan dan stabilitas. Data menunjukkan narasi menarik tentang bagaimana disiplin berpadu dengan arah yang jelas, di mana eksekusi kebijakan yang pragmatis, ketertiban fiskal, serta optimisme investor bersatu, menjadikan Indonesia kembali sebagai tolok ukur keuangan regional.

Setelah sebelumnya mencapai titik terendah pada level 5.967,99 pada 8 April 2025, dengan kapitalisasi pasar yang turun ke Rp10.270 triliun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini berhasil mencatatkan pemulihan yang mengesankan. Indeks tersebut telah mencapai level 8.250, sementara kapitalisasi pasar melonjak 51,7% menjadi Rp15.588 triliun, mencerminkan kebangkitan ekonomi yang tangguh yang didasari oleh kehati-hatian fiskal, keberlanjutan kebijakan, serta konsumsi domestik yang kuat. Permintaan agregat tetap solid, dan investor global kembali menunjukkan optimisme terhadap prospek ekonomi Indonesia.

Titik balik terjadi ketika pemerintah menegaskan kembali komitmennya terhadap stabilitas makroekonomi, disiplin nilai tukar, dan pengelolaan likuiditas yang hati-hati di tengah pengetatan moneter global. Langkah-langkah ini memulihkan sentimen investor, dengan partisipasi pasar meningkat hampir 19% seiring jumlah Single Investor Identification (SID) naik dari 15,16 juta menjadi 18,02 juta.

“Stabilitas pertumbuhan tetap kuat. Momentum kepercayaan investor yang pulih ini harus dijaga agar kinerja pasar keuangan yang mencerminkan kekuatan emiten domestik besar terus mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Shan Saeed, Ekonom Global dari Juwai IQI Kuala Lumpur, alumnus Booth School of Business, University of Chicago, AS, dalam pernyataannya, Senin (13/10).

Dari perspektif global, ketahanan Indonesia tampak mencolok dibandingkan gejolak di negara-negara G7, yang masih menghadapi penyesuaian tarif, volatilitas arus modal, menurunnya kepercayaan investor, dan perbedaan kebijakan. Kenaikan 25,13% year-to-date dalam kapitalisasi pasar, didukung oleh kinerja laba korporasi yang solid, menandakan bahwa arsitektur kebijakan Indonesia kini selaras dengan kepercayaan modal global cerminan nyata dari tata kelola ekonomi yang kredibel dan kekuatan kelembagaan.

Baca Juga: Jadi Sorotan Uni Eropa, Krisis Politik Rugikan Bisnis hingga Ekonomi Prancis

Di bawah kepemimpinan Prabowo, menurut Shan, narasi ekonomi nasional bergeser secara tegas dari fase recalibration menuju resurgence. Konsolidasi fiskal berjalan beriringan dengan modernisasi industri, sementara kebijakan moneter tetap disesuaikan dengan cermat untuk menjaga likuiditas dan ekspansi kredit tanpa menimbulkan risiko sistemik.

Ke depan, Indonesia diproyeksikan bertransformasi dari pemulihan siklikal menuju pertumbuhan struktural, menempatkan diri sebagai magnet bagi modal frontier, investasi hijau, dan diversifikasi manufaktur regional.

“Saya tetap optimistis terhadap prospek Indonesia, dengan proyeksi pertumbuhan PDB antara 5 hingga 5,5% pada 2025. Nusantara terus menarik perhatian investor global sebagai salah satu kisah pertumbuhan paling kredibel di Asia. Saya bullish terhadap Indonesia,” ujar Shan Saeed menegaskan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: