Bukan Sekadar Busana Tradisional, Batik Mampu Bradaptasi dengan Tren Masa Kini
Kredit Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan batik bukan sekadar busana tradisional, tetapi juga identitas yang mampu beradaptasi dengan tren masa kini.
Hal tersebut ditegaskan dengan kesuksesan kegiatan Batik City Run (BCR) 2025 bertema “Batik Goes Urban: Identitas Lokal, Selera Global” yang diselenggarakan di Yogyakarta, Minggu (12/10/2025).
Baca Juga: Kemenko Perekonomian Wajib Pertahankan Opini WTP BPK
Menperin memberikan apresiasi kepada Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) yang telah menggelar kegiatan BCR sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Batik Nasional tahun 2025.
“Kegiatan Batik City Run menjadi wujud nyata sinergi antara olahraga, budaya, dan industri kreatif untuk memperkuat daya saing batik Indonesia,” kata Menperin, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Selasa (14/10).
Pada gelaran BCR 2025, secara resmi dilepas dengan pengibaran bendera (flag off) oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dengan didampingi Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi.
Adapun para peserta datang dari berbagai daerah dan tampil dengan beragam corak batik, dari klasik hingga kontemporer, yang menunjukkan bahwa batik dapat tampil fleksibel di ruang publik dan menjadi bagian dari ekspresi diri generasi urban. Lebih dari 1.300 pelari dengan scarf batik asli memadati kawasan Benteng Vredeburg, Yogyakarta.
Pada kesempatan itu, Kepala BSKJI menyampaikan, BCR merupakan kegiatan positif untuk melestarikan warisan budaya yang mempunyai potensi ekonomi luar biasa. Pada triwulan II tahun 2025, nilai ekspor batik menembus hingga USD5,09 juta atau naik 27,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
“Kami di BSKJI berkomitmen terus memperkuat standardisasi, mutu, dan jasa industri yang menopang pengembangan batik melalui berbagai layanan yang telah disediakan. Kegiatan Batik City Run 2025 ini sangat relevan karena menunjukkan bahwa batik tidak hanya untuk acara adat atau seremonial, tetapi juga untuk ruang publik modern, termasuk olahraga dan aktivitas sehari-hari,” tuturnya.
Andi menambahkan, BSKJI bersama satuan kerja di bawahnya terus mendukung optimalisasi berbagai teknologi seperti pewarnaan alami berbasis aplikasi, efisiensi proses produksi, serta pembinaan kepada IKM batik agar mampu menembus pasar global.
Sementara itu, Kepala BBSPJIKB Jonni Afrizon menegaskan bahwa kegiatan Batik City Run 2025 dihelat sebagai sarana edukasi bagi masyarakat luas, khususnya generasi muda, untuk mencintai batik Indonesia sebagai warisan bangsa.
“Melalui Batik City Run, kami ingin menunjukkan bahwa batik hidup di tengah masyarakat modern. Batik dapat dikenakan di berbagai suasana, termasuk saat berlari, beraktivitas, dan berekreasi,” ujarnya.
Kegiatan ini juga menjadi wujud kebersamaan lintas generasi dan profesi yang dapat mempertemukan para pelari, komunitas budaya, desainer, pengrajin, serta pelaku industri dalam satu langkah yang sama, yakni menjaga warisan, memajukan inovasi, dan memperkuat kebanggaan nasional.
“Sebagai lembaga yang berperan dalam standardisasi dan peningkatan mutu industri batik nasional, BBSPJIKB terus memperkuat kerja sama dengan instansi pemerintah, dunia industri, dan akademisi untuk mendukung keberlanjutan ekosistem batik Indonesia,” ungkapnya.
Salah satu upayanya adalah menjalin kerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dalam pemanfaatan produk turunan kelapa sawit untuk industri batik. Analis BPDP Farouq Rosyadi menjelaskan bahwa malam batik berbasis sawit memiliki banyak keunggulan yang bisa dimanfaatkan oleh para pembatik.
“Malam batik sawit lebih mudah didapatkan dan ramah lingkungan, serta memanfaatkan sumber daya lokal. Bahkan cangkang kelapa sawit juga bisa dimanfaatkan sebagai pewarna alami batik. Kami berharap pembatik bisa meningkatkan kreativitasnya dengan bahan baku malam sawit yang ada,” ujarnya.
Selain itu, bentuk nyata kolaborasi lain adalah kerja sama dengan PT Panasonic Gobel Indonesia, yang pada momentum Batik City Run 2025 memperkenalkan produk mesin cuci Seri Batik model NA-W80BBZ4.
Produk ini merupakan hasil pengembangan bersama BBSPJIKB dan Panasonic, dirancang khusus untuk mencuci batik tanpa merusak serat kain dan warna alaminya. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium BBSPJIKB, mesin ini terbukti menjaga kestabilan warna dan dimensi kain batik sesuai standar mutu.
“Kami memberikan apresiasi atas kerjasama yang terjalin dengan Panasonic dalam menciptakan Panasonic Seri Batik guna menjawab kebutuhan masyarakat luas dalam mencuci produk batik dengan tanpa merusak serat dan warna,” tambah Kepala BBSPJIKB, Jonni Afrizon.
Direktur PT Panasonic Gobel Indonesia Arif Gobel menegaskan bahwa inovasi ini mencerminkan filosofi perusahaan untuk mendukung keberlanjutan budaya dan gaya hidup sehat masyarakat.
“Kami ingin menunjukkan bahwa inovasi teknologi bisa berjalan seiring dengan pelestarian budaya. Bagi Panasonic, batik bukan sekadar kain, melainkan simbol persatuan dan identitas bangsa yang perlu dijaga kualitasnya. Karena itu, kami menghadirkan teknologi mesin cuci Panasonic Seri Batik agar masyarakat bisa merawat batik lebih mudah, cepat, dan tetap mempertahankan keindahan warnanya,” tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement