Kredit Foto: Rena Laila Wuri
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengungkapkan sebanyak 382 SLB di Indonesia mendapatkan bantuan perbaikan infrastruktur melalui program revitalisasi satuan pendidikan.
Direktur Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, Saryadi, mengungkapkan program revitalisasi bangunan sekolah untuk SLB ini ditargetkan rampung seluruhnya pada akhir Desember 2025.
“Dari 382 SLB yang ada, pada bulan Oktober ini kami menargetkan sekitar 216 sekolah sudah mencapai kemajuan fisik minimal 50 persen,” ujarnya di Subang, Jawa Barat, dikutip dari siaran pers Kemendikdasmen, Rabu (15/10).
Di Subang sendiri, terdapat dua sekolah penerima bantuan revitalisasi, yaitu SLB Negeri Trituna Subang dan SLB Al-Islah Purwadadi. Di SLB Negeri Trituna Subang, revitalisasi telah berjalan selama dua bulan dengan progres mencapai 70 persen. Sekolah ini menerima bantuan sebesar Rp390 juta untuk rehabilitasi empat ruang kelas, satu ruang pembelajaran khusus, satu ruang administrasi, dan satu toilet.
Kepala Sekolah SLB Negeri Trituna Subang, Lela Latifah, menyampaikan bahwa revitalisasi membawa dampak besar terhadap semangat belajar siswa dan kinerja guru, terutama dengan ruangan yang menunjang dan fasilitas yang tempat pembelajaran.
“Sebelum revitalisasi, sebagian kelas memang sangat kumuh karena hujan dan banyak yang bocor, sebagian atap pun plafonnya juga ada yang jatuh. Sehingga ketika ada program revitalisasi bisa kami ajukan. Jadi kelas-kelas yang tadinya memang membutuhkan perbaikan, dengan revitalisasi ini kita perbaiki,” ungkap Lela.
SLB Negeri Trituna Subang memiliki 146 siswa dari jenjang SD, SMP, hingga SMA, dengan 22 tenaga pendidik. Revitalisasi sekolah juga memperhatikan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, sehingga seluruh siswa dapat belajar dengan lebih mudah dan mandiri.
Manfaat revitalisasi tak hanya dirasakan oleh warga sekolah, tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar. Salah satunya adalah Baisnu, yang bertugas menjadi mandor proyek. Ia menyebut bahwa ada sekitar 40 pekerja yang ditugaskan saat awal pembangunan, dan 60 persen di antaranya merupakan warga sekitar.
Salah satu siswa SLB Negeri Trituna Subang, Raka, turut merasakan perubahan nyata di sekolahnya. “Senang karena lebih terbantu untuk akses jalur ke kelas dan musholla. Sekolahnya jadi lebih bagus dan baik,” ujarnya dengan antusias.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement