Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pupuk Kaltim Kembangkan Ekonomi Desa Lewat Limbah Produktif

Pupuk Kaltim Kembangkan Ekonomi Desa Lewat Limbah Produktif Kredit Foto: Pupuk Kaltim
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) meraih penghargaan kategori Gold CSR dan Pembangunan Desa Berkelanjutan (CSR PDB) Award 2025, berkat program Pertanian Kompos Terpadu untuk Babadan Inovatif dan Sejahtera (PKT BISA) yang mendorong penguatan ekonomi sirkular di pedesaan. Penghargaan ini diselenggarakan oleh Indonesian Social Sustainability Forum (ISSF) bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) di Jakarta, Kamis (16/10).

Direktur Manajemen Risiko Pupuk Kaltim, Teguh Ismartono, mengatakan penghargaan tersebut merupakan pengakuan atas komitmen perusahaan dalam memperkuat kapasitas ekonomi masyarakat desa melalui pengelolaan potensi lokal secara berkelanjutan. Program PKT BISA, yang telah berjalan sejak 2022 di Dusun Babadan, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mengintegrasikan sektor pertanian, peternakan, perikanan, pengolahan kompos, UMKM, dan koperasi dalam satu sistem berbasis zero waste.

“Melalui sistem ini, hasil produksi dan limbah dari satu sektor dimanfaatkan kembali sebagai bahan baku sektor lain. Misalnya, limbah pertanian diolah menjadi kompos, sedangkan kotoran ternak dimanfaatkan sebagai pupuk organik,” ujar Teguh, Selasa (14/10/2025).

Baca Juga: Raih Penghargaan, Bank Jakarta Berkomitmen Selaraskan ESG dalam Pembangunan Sosial

Ia menjelaskan bahwa pendekatan tersebut menciptakan rantai nilai ekonomi lokal yang efisien dan ramah lingkungan, sekaligus meningkatkan produktivitas dan pendapatan masyarakat. Saat ini, terdapat 175 anggota aktif yang terlibat dalam program PKT BISA, dengan hasil nyata berupa peningkatan hasil pertanian, efisiensi biaya produksi, serta penguatan koperasi dan usaha mikro berbasis desa.

Produk lokal seperti kompos, hasil pertanian organik, dan olahan peternakan kini telah dipasarkan ke luar Magetan. Keberadaan koperasi di bawah program PKT BISA juga membantu masyarakat mengelola manajemen usaha dan memperluas jaringan distribusi. “Kami hanya berperan sebagai katalis, memberi pendampingan dan dukungan teknis agar masyarakat mampu mengoptimalkan potensinya secara mandiri,” tambah Teguh.

Menurutnya, PKT BISA menjadi bagian dari strategi Creating Shared Value (CSV) yang diterapkan Pupuk Kaltim dalam program tanggung jawab sosial. Setiap inisiatif diarahkan tidak hanya untuk memberi manfaat jangka pendek, tetapi juga membangun nilai bersama yang berkelanjutan sesuai prinsip Environment, Social, and Governance (ESG).

“Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk memperluas model pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi sirkular agar manfaatnya dirasakan lebih luas. PKT BISA merupakan bentuk nyata social investment kami untuk membangun kemandirian dan produktivitas desa,” kata Teguh.

Baca Juga: Investasi Besar, Dampak Sosial Masih Minim: ESG Jadi PR Tambang Nikel Indonesia

Sementara itu, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mengapresiasi kontribusi Pupuk Kaltim dan perusahaan lain yang dinilai memiliki kepedulian tinggi terhadap pembangunan desa. Menurutnya, masih terdapat lebih dari 10.000 desa tertinggal dan sangat tertinggal yang belum memiliki akses listrik, air bersih, dan fasilitas pendidikan memadai.

“BUMN dan swasta harus berkolaborasi untuk mengatasi ketimpangan tersebut. Desa adalah fondasi pembangunan nasional, dan dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto sudah ditegaskan pentingnya membangun dari bawah untuk pemerataan ekonomi,” ujarnya.

Yandri berharap penghargaan CSR PDB Award menjadi momentum bagi dunia usaha untuk memperkuat peran sosialnya di sektor akar rumput. “Mari bersama menggeser air mata kemiskinan menjadi kebahagiaan. Dengan kolaborasi, kita bisa membangun Indonesia dari desa,” kata Yandri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: