Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nilai Tukar Rupiah dan Inflasi Stabil Jadi Penopang Kinerja Unilever

Nilai Tukar Rupiah dan Inflasi Stabil Jadi Penopang Kinerja Unilever Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menilai stabilitas ekonomi domestik, terutama pengendalian inflasi dan pergerakan nilai tukar rupiah, akan menjadi penopang penting bagi kinerja perseroan hingga akhir tahun.

Direktur Keuangan Unilever Indonesia Neeraj Lal mengatakan inflasi Indonesia masih dalam tingkat yang terkendali sehingga memberikan ruang bagi perusahaan untuk menjaga profitabilitas di tengah dinamika pasar konsumen. 

“Kami berharap kondisi ini menciptakan stabilitas bagi perusahaan ke depan,” ujarnya dalam konferensi pers, dikutip Jumat (24/10/2025).

Baca Juga: Unilever Pacu Efisiensi dan Digitalisasi Demi Jaga Daya Saing

Neeraj menjelaskan, kondisi makro yang stabil memberi keyakinan bagi Unilever untuk mempertahankan strategi jangka panjang di pasar Indonesia. 

Ia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi yang konsisten di kisaran 5% dan inflasi yang relatif rendah menjadi kombinasi positif bagi sektor barang konsumsi cepat saji (FMCG).

“Indonesia memiliki pasar yang menarik dengan populasi muda yang besar dan pertumbuhan GDP yang solid. Dalam jangka panjang, stabilitas inflasi akan menjadi pondasi bagi keberlanjutan bisnis kami,” kata Neeraj.

Namun demikian, ia mengakui fluktuasi nilai tukar rupiah tetap menjadi tantangan utama, terutama terhadap biaya bahan baku yang masih bergantung pada impor. 

Sekitar 30% dari total biaya produksi (COGS) perusahaan terdampak oleh perubahan nilai tukar, sedangkan sekitar 3% berasal dari komoditas yang terpapar langsung pada pergerakan harga global.

Untuk memitigasi risiko tersebut, Unilever menerapkan strategi lindung nilai (hedging) serta memanfaatkan kontrak jangka panjang dengan pemasok. 

“Kami memiliki strategi untuk menjaga kontinuitas bisnis dan memberi waktu yang cukup bagi perusahaan bereaksi terhadap perubahan kurs,” ujarnya.

Neeraj menambahkan, strategi keuangan yang disiplin dan kerja sama dengan perbankan menjadi bagian dari upaya menjaga ketenangan operasi perusahaan di tengah volatilitas pasar valuta asing. 

“Kami tidak kebal terhadap perubahan kurs, tetapi kami memiliki mekanisme untuk memastikan stabilitas operasional tetap terjaga,” tegasnya.

Baca Juga: UNVR Catat Laba Bersih Naik 117%, Bos Unilever Bilang Gini

Unilever Indonesia juga terus memperkuat efisiensi internal untuk menjaga margin usaha di tengah biaya input yang berfluktuasi. 

Perseroan tetap fokus pada pengendalian beban dan peningkatan produktivitas agar tidak membebani konsumen.

Sebelumnya, Presiden Direktur Benjie Yap menegaskan bahwa Unilever berkomitmen membangun momentum pertumbuhan yang berkelanjutan dengan menjaga keseimbangan antara harga, kualitas, dan efisiensi operasional.

“Kami ingin memastikan Unilever tumbuh secara berkelanjutan dengan menyesuaikan strategi pada kondisi makro yang ada,” katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: