Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penjualan Kalbe Farma Tumbuh 7,2%, Laba Naik Dua Digit

Penjualan Kalbe Farma Tumbuh 7,2%, Laba Naik Dua Digit Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 10,6% year-on-year (YoY) menjadi Rp2,63 triliun pada sembilan bulan pertama 2025.

Kenaikan tersebut didorong oleh efisiensi biaya, perbaikan margin, dan peningkatan penjualan pada segmen obat resep, produk kesehatan, serta distribusi dan logistik.

Dalam keterangan resmi, Selasa (28/10/2025) manajemen Kalbe menyebut penjualan bersih naik 7,2% menjadi Rp25,99 triliun, dibandingkan Rp24,24 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Margin laba kotor turut meningkat menjadi 40,6% dari 39,3%, sedangkan margin laba bersih naik ke 10,1% dari 9,8%.

Presiden Direktur Kalbe Farma, Irawati Setiady, mengatakan perseroan berhasil mempertahankan kinerja positif di tengah tekanan eksternal dan ketidakpastian ekonomi global.

Baca Juga: Gandeng Kemenkes, Kalbe Dorong Pengembangan Ekosistem Terapi Stem Cell

“Pertumbuhan volume permintaan disertai perbaikan margin menjadi faktor utama. Kami melanjutkan inisiatif strategis seperti pengembangan obat biologis, ekosistem onkologi, dan rejuvenasi merek produk konsumen agar tetap relevan dengan tren pasar,” ujarnya.

Secara rinci, divisi Obat Resep mencatat pertumbuhan penjualan tertinggi, yakni 11% YoY, didukung peningkatan pada kategori specialty medicine dan obat generik untuk program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Divisi Produk Kesehatan tumbuh 9,4%, ditopang inisiatif pengembangan produk preventif dan peremajaan merek.

Sementara itu, Divisi Nutrisi mengalami kontraksi 2,1% akibat lemahnya daya beli masyarakat, terutama pada kategori susu bubuk.

Adapun Divisi Distribusi dan Logistik naik 10,3%, seiring meningkatnya permintaan produk eksternal dan penguatan kapabilitas produksi alat kesehatan lokal.

Kalbe juga meningkatkan rasio pembayaran dividen menjadi 50–60% dari laba bersih, dari sebelumnya sekitar 45%. Selain itu, perseroan mengalokasikan Rp250 miliar untuk program pembelian kembali saham (buyback), setelah sebelumnya merealisasikan Rp1,25 triliun.

Kebijakan ini, menurut manajemen, bertujuan memperkuat Total Shareholder Return (TSR) sejalan dengan kinerja keuangan yang solid.

Baca Juga: Primaya Hospital dan Kalbe Regenic Stem Cell Jalin Kerja Sama untuk Inovasi Penanganan Ortopedi

Kalbe menegaskan komitmennya untuk menjaga efisiensi melalui digitalisasi proses bisnis, pengelolaan rantai pasok, dan efektivitas pemasaran. Perusahaan juga berhati-hati terhadap risiko fluktuasi nilai tukar mengingat ketergantungan impor bahan baku.

Perseroan optimistis pertumbuhan penjualan dan laba bersih 2025 akan berada di kisaran 6–8%, seiring strategi diversifikasi produk dan penguatan kemandirian industri kesehatan nasional.

“Kami percaya dapat terus tumbuh dan memanfaatkan peluang di industri kesehatan Indonesia untuk memperkuat kemandirian kesehatan nasional,” kata Irawati.

Sejak berdiri pada 1966, Kalbe Farma telah berkembang menjadi salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara dengan empat lini utama di antaranya obat resep, produk kesehatan, nutrisi, serta distribusi dan logistik, serta memiliki lebih dari 40 anak usaha dan 72 cabang distribusi di seluruh Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: