Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenpar Ratakan Penyebaran Wisatawan di Banyuwangi, Bali Barat, dan Bali Utara

Kemenpar Ratakan Penyebaran Wisatawan di Banyuwangi, Bali Barat, dan Bali Utara Kredit Foto: Dok. Kemenpar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengambil langkah strategis dalam meratakan penyebaran wisatawan di Banyuwangi, Bali Barat, dan Bali Utara (3B) melalui pameran Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI).

Pameran tersebut secara khusus menawarkan paket perjalanan wisata ke Buleleng–Jembrana–Banyuwangi pada 18–19 Oktober 2025 di ICON, Sanur, Bali.

Baca Juga: Dorong Penguatan Kelembagaan, RI Siap Jadi Host Sekretariat RCEP di Jakarta

Pameran ini merupakan bagian dari upaya promosi program pariwisata 3B guna mendistribusikan wisatawan yang selama ini masih banyak terkonsentrasi di Bali bagian selatan seperti Denpasar, Gianyar, dan Badung.

“Kami berharap pameran BBWI di Sanur dapat meningkatkan awareness terhadap daya tarik wisata di tiga kabupaten tersebut, sekaligus membuka peluang bagi para pelaku industri untuk memperkenalkan dan menawarkan paket-paket wisata kepada masyarakat, serta memperluas networking dan business dealing,” ujar Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar, Ni Made Ayu Marthini, dikutip dari siaran pers Kemenpar, Selasa (28/10).

Pameran ini merupakan hasil kolaborasi antara Kemenpar dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jembrana, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. 

Kegiatan ini memfasilitasi 23 pelaku industri pariwisata yang terdiri dari sektor akomodasi, desa wisata, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), serta travel agent/tour operator (TA/TO). Selain itu, dua Online Travel Agent (OTA) mitra Co-Branding Wonderful Indonesia juga turut serta, yaitu Atourin dan Aero Globe Indonesia.

Daya tarik utama yang disuguhkan dalam pameran ini adalah ragam desa wisata unggulan seperti Desa Wisata Manistutu (Jembrana), Desa Wisata Gombengsari (Banyuwangi), Desa Wisata Kemiren (Banyuwangi), Desa Wisata Medewi (Jembrana), Desa Wisata Sambangan (Buleleng), Desa Wisata Sudaji (Buleleng), dan Desa Wisata Tamansari (Banyuwangi).

Made menilai desa wisata memiliki potensi besar untuk memajukan ekonomi daerah, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM) serta promosi budaya dan kekayaan alam.

Terkait pemilihan Sanur sebagai lokasi pameran, Made menjelaskan kawasan ini telah dikenal sebagai destinasi yang mampu menyatukan beragam latar belakang wisatawan dan masyarakat lokal. Sanur juga memiliki infrastruktur pariwisata yang lengkap mulai dari pantai yang indah, hotel, restoran, pusat perbelanjaan, hingga berbagai atraksi wisata.

“Sanur menjadi titik temu pariwisata di Bali karena perannya sebagai destinasi internasional yang memiliki infrastruktur lengkap. Karena itu, kami mempromosikan destinasi 3B di lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara,” kata Made.

Ia berharap pameran ini dapat mendukung pencapaian target kunjungan wisatawan pada 2025, yaitu 1,08 miliar pergerakan wisatawan nusantara dan 14 juta-15 juta kunjungan wisatawan mancanegara.

“Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan mampu mendorong peningkatan spending wisatawan serta memperpanjang masa tinggal mereka di destinasi,” kata Made.

Selain pameran B2C, Kemenpar juga menampilkan sejumlah pertunjukan budaya sebagai daya tarik tambahan, antara lain kesenian Rinting Pitu dari Jembrana, Tari Trunajaya dari Buleleng, serta Tari Gandrung, Tari Aji Jaran Goyang, dan Tari Jaranan Buto dari Banyuwangi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: