Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gelar RUPSLB, BEI Siapkan Langkah Strategis Perkuat Pasar Modal di Tahun 2026

Gelar RUPSLB, BEI Siapkan Langkah Strategis Perkuat Pasar Modal di Tahun 2026 Kredit Foto: BEI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Tahun 2025 pada Rabu (29/10) secara hybrid. Rapat ini dihadiri 92 pemegang saham yang mewakili 100% hak suara. Dalam pertemuan tersebut, para pemegang saham menyetujui dua agenda utama, yakni Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2026 serta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.

“BEI secara konsisten memperdalam pasar melalui pengembangan berkelanjutan berbagai produk dan layanan di pasar modal Indonesia,” ujar Direktur Utama BEI, Iman Rachman, dalam konferensi pers usai RUPSLB. 

Sepanjang 2025, BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Self-Regulatory Organization (SRO), dan seluruh pemangku kepentingan pasar modal telah meluncurkan berbagai inisiatif penting. Di antaranya inaugurasi Perdagangan Karbon Internasional pada 20 Januari 2025 dan peluncuran Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA) pada 25 Februari 2025. Selanjutnya, BEI juga memperkenalkan SPPA Repo dan Waran Terstruktur (WT) tipe Put pada 10 Maret 2025, serta menyesuaikan mekanisme Auto Rejection Bawah (ARB) dan Trading Halt pada 8 April 2025.

Tak berhenti di situ, BEI juga memperluas Underlying Saham Waran Terstruktur pada 2 Mei 2025, menyediakan infrastruktur untuk Liquidity Provider Saham pada 8 Mei 2025, serta menambah Underlying Single Stock Futures (SSF) pada 11 Juli 2025. Terbaru, BEI bersama SGX Group (Singapore Exchange) meluncurkan Indonesia–Singapore Unsponsored Depository Receipts (Unsponsored DR) Linkage dengan saham blue-chip sebagai underlying pada 16 Oktober 2025.

Baca Juga: Purbaya Super Pede IHSG 'To the Moon', Ramal Bakal Tembus Level 32.000

Iman menjelaskan bahwa penyusunan RKAT 2026 didasarkan pada sejumlah asumsi makroekonomi. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan di antaranya tren suku bunga global, arah kebijakan ekonomi pemerintahan baru, serta potensi peningkatan jumlah perusahaan tercatat dan investor. BEI menargetkan RNTH 2026 mencapai Rp14,5 triliun dengan 239 hari bursa.

Selain itu, jumlah pencatatan efek diproyeksikan mencapai 555 efek, meliputi Exchange-Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), dan Efek Beragun Aset (EBA), serta emisi waran terstruktur. Sementara itu, jumlah investor baru di pasar modal diharapkan bertambah sebanyak dua juta orang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: